Corporate Activity

Startup Update

Whitepaper

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan modal ventura milik Telkom Group, MDI Ventures menyatakan komitmennya untuk berinvestasi kepada perusahaan rintisan (startup) yang memiliki dampak nyata di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.
Hal itu dinyatakan MDI Ventures dalam peluncuran delapan "impact report" yang menyoroti kontribusi startup portfolionya terhadap sektor-sektor esensial, seperti pendidikan, kesehatan, aquaculture, dan fintech.
Startup portofolio yang terlibat dalam laporan itu meliputi Aruna, Paxel, Julo, SwipeRX, Qoala, Delos, Cermati, dan Amartha.

"Peluncuran delapan impact report ini menegaskan komitmen kami untuk berinvestasi di startup yang tidak hanya berfokus pada nilai ekonomi, tetapi juga yang memiliki visi kuat untuk menciptakan dampak nyata dan memberikan solusi terhadap aspek sosial maupun lingkungan,” kata VP of Strategy & Sustainability MDI Ventures, Alvin Evander dalam siaran pers pada Sabtu.
Salah satu aspek yang disorot dalam laporan itu adalah komitmen perusahaan portfolio MDI Ventures terhadap inklusi gender dan pemberdayaan perempuan, seperti di Qoala dan Amartha.

“Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun, Amartha terus berkomitmen untuk memberdayakan perempuan dan masyarakat akar rumput melalui akses pendanaan yang terjangkau dan berkelanjutan, melalui pemanfaatan teknologi digital berbasis AI yang juga disertai pendampingan oleh SDM terlatih," kata Founder & CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra.
Amartha, yang terkenal sebagai perusahaan pionir fintech yang berfokus pada pembiayaan perempuan di perdesaan, sudah menyalurkan pinjaman kepada lebih dari 2,6 juta nasabah perempuan di Indonesia.
Selain itu, hingga tahun 2023, 42 persen dari total agen Qoala adalah perempuan atau meningkat dari 38 persen pada tahun sebelumnya.
Melalui kebijakan kerja yang inklusif dan program pelatihan, Qoala membuka peluang kerja bagi perempuan, termasuk mereka yang tidak memiliki gelar formal.
Inisiatif itu berperan dalam mendukung kesetaraan gender dan meningkatkan partisipasi ekonomi perempuan.
Selain itu, laporan ini juga mencatat inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) dari JULO, yang pada tahun 2023 mengalokasikan investasi sebesar Rp113,9 juta, meningkat 403 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Program CSR JULO berfokus pada aktivitas untuk memenuhi kebutuhan komunitas, memperkuat hubungan, dan menciptakan dampak positif yang nyata bagi masyarakat.
Laporan itu juga menggarisbawahi pentingnya pengembangan strategi yang terintegrasi dan berkelanjutan bagi para startup.
Melalui kolaborasi lintas sektor, para startup diharapkan dapat terus memberikan kontribusi yang relevan dan menciptakan manfaat nyata bagi masyarakat, pemangku kepentingan, dan pihak terkait.

"Peluncuran impact report ini mencerminkan komitmen kami dalam memberdayakan komunitas pesisir melalui inovasi dan teknologi," kata Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty.
"Pada tahun 2023, kami terhubung dengan lebih dari 55.000 nelayan di 150 lokasi, meningkatkan produksi, ekspor, dan pendapatan mereka hingga tiga kali lipat," kata Utari.
Peluncuran laporan itu juga sejalan dengan komitmen GoZero% yang hadir sebagai pembaharuan dari program environmental, social, dan governance (ESG) Telkom Indonesia sebelumnya.
Melalui GoZero%, Telkom optimis dapat mendorong semangat baru untuk mewujudkan masa depan berbasis ESG dan bisnis berkelanjutan.

"Kami berharap seluruh impact report ini dapat meningkatkan kesadaran publik dan pemangku kepentingan terhadap peran strategis startup dalam mendorong perubahan sosial, pemberdayaan komunitas, inovasi teknologi dan keberlanjutan lingkungan.
Komitmen kami terhadap transparansi dan dampak nyata dari investasi akan terus menjadi prioritas kedepannya," tutup Alvin.

[(antaranews)](https://www.antaranews.com/berita/4635825/mdi-komitmen-berinvestasi-pada-startup-berdampak-sosial-lingkungan#google_vignette)

MDI Impact Report Launching.jpg

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan modal ventura milik Telkom Group, MDI Ventures menyatakan komitmennya untuk berinvestasi kepada perusahaan rintisan (startup) yang memiliki dampak nyata di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.


Hal itu dinyatakan MDI Ventures dalam peluncuran delapan "impact report" yang menyoroti kontribusi startup portfolionya terhadap sektor-sektor esensial, seperti pendidikan, kesehatan, aquaculture, dan fintech.


Startup portofolio yang terlibat dalam laporan itu meliputi Aruna, Paxel, Julo, SwipeRX, Qoala, Delos, Cermati, dan Amartha.

MDI komitmen berinvestasi pada startup berdampak sosial & lingkungan

Kata.ai, startup pengembang platform conversational AI yang membantu bisnis untuk membuat automasi percakapan dengan pelanggannya, terus mengalami pertumbuhan bisnis di tengah gencarnya transformasi digital di berbagai sektor perusahaan. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Kata.ai Irzan Raditya mengatakan bahwa sepanjang tahun 2024 mereka mencatatkan pertumbuhan revenue mencapai 2 digit.

“Kami mencatatkan pertumbuhan revenue dobel digit yang sangat positif, dengan peningkatan EBITDA lebih dari 100% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menjadikan 2024 sebagai tahun dengan performa finansial terbaik sejak kami berdiri pada tahun 2015. Kami juga berhasil mencapai profitabilitas, yang menunjukkan bahwa strategi kami dalam menjaga efisiensi operasional sekaligus mendorong inovasi produk telah memberikan hasil yang maksimal,” ujarnya.

Sebagai B2B enterprise software, pendapatan Kata.ai banyak disokong dari ratusan pelanggan dari kalangan korporasi dan pemerintahan. Disebutkan pada 2024 adalah lebih dari 15 juta end users berinteraksi dengan AI chatbot miliknya. Kata.ai juga telah membantu memfasilitasi proses transaksi dan pembayaran dengan Gross Transaction Value (GTV) mencapai ratusan miliar Rupiah, tumbuh 50% dibandingkan tahun sebelumnya.

Tren conversational AI
Irzan juga mengungkapkan tren conversational AI saat ini telah berkembang pesat, terlebih di tengah kemunculan Agentic AI (atau AI Agent) – sistem yang mampu mengambil keputusan secara mandiri tanpa harus menunggu input dari pengguna. Teknologi ini membuka peluang baru automasi tugas-tugas yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh manusia, seperti berinteraksi langsung dengan elemen di layar atau mengelola alur kerja yang lebih kompleks.

Di sisi lain, perkembangan Generative AI (Gen AI) secara global yang  berkembang pesat turut memberikan dampak pada inovasi di conversational AI. Integrasi dengan Gen AI memungkinkan Kata.ai meningkatkan kemampuan personalisasi dan adaptasi AI, menjadikannya lebih cerdas dalam membantu bisnis mencapai efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Namun Irzan turut menyampaikan, adopsi teknologi ini juga memerlukan pendekatan yang hati-hati, dengan fokus pada keamanan dan kontrol untuk memastikan implementasi yang bertanggung jawab.

“Secara keseluruhan, Conversational AI kini tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sudah bertransformasi sebagai tools dengan peran proaktif dalam mendukung pengambilan keputusan dan menciptakan dampak nyata bagi bisnis,” terang Irzan.

Demi melengkapi pengalaman pengguna secara lebih menyeluruh, sepanjang tahun 2024 Kata.ai turut merilis sejumlah produk baru, di antaranya:

KataCX: Platform AI Agent yang dirancang khusus untuk UMKM. Pengguna dapat membangun AI Agent hanya dalam 5 menit. Platform ini sudah dilengkapi dengan teknologi LLM dan Agentic RAG yang mempermudah AI Agent mempelajari knowledge dari berbagai sumber, seperti website, PDF, dan Excel. Selain itu, AI Agent ini bisa langsung dihubungkan dengan WhatsApp Business API dan chat widget di website, sehingga memberikan solusi yang mudah dan terjangkau untuk usaha kecil dan menengah.
Kata AI Call Agent: Solusi end-to-end berbasis Gen AI untuk layanan CS, telesales, dan collection. Solusi ini menggabungkan beberapa teknologi state-of-the-art seperti LLM, Text-to-Speech dan Speech Recognition, memungkinkan perusahaan memberikan layanan yang lebih cepat dan personal kepada pelanggan.
“Tahun 2024, roadmap kami mencakup pengembangan solusi Agentic AI yang lebih spesifik untuk beberapa sektor industri seperti layanan finansial, kesehatan dan layanan publik. Selain itu, kami juga terus mengembangkan kemampuan platform kami untuk mendukung lebih banyak integrasi dan personalisasi, sehingga bisa menjadi solusi yang relevan untuk berbagai kebutuhan bisnis,” jelas Irzan.

Masih akan fokus di pasar Indonesia
Sampai sekarang ini fokus Kata.ai masih ingin terus memperkuat posisinya di pasar Indonesia. Kendati demikian, Irzan mengatakan bahwa Kata.ai juga telah menjajaki beberapa inisiatif pilot project di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Langkah ini mereka tempuh secara bertahap dengan tetap memprioritaskan kesiapan produk dan strategi yang matang untuk mendukung pertumbuhan di luar negeri.

“Fundraising selalu menjadi opsi strategis untuk mempercepat pertumbuhan, terutama jika kami melihat peluang untuk ekspansi atau pengembangan produk yang membutuhkan dukungan tambahan. Namun, dengan performa finansial yang semakin solid, kami lebih fokus pada efisiensi dan keberlanjutan operasional. Fundraising bagi kami bukan sekadar mendapatkan dana, tetapi tentang membangun kolaborasi yang bisa memberikan nilai tambah strategis,” tutup Irzan.

[(news.dailysocial)](https://news.dailysocial.id/tech-business/interview/kata-ai-profitabilitas-agent-ai/)

Jajaran-manajemen-Kata-ai.webp

Kata.ai, startup pengembang platform conversational AI yang membantu bisnis untuk membuat automasi percakapan dengan pelanggannya, terus mengalami pertumbuhan bisnis di tengah gencarnya transformasi digital di berbagai sektor perusahaan. Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Kata.ai Irzan Raditya mengatakan bahwa sepanjang tahun 2024 mereka mencatatkan pertumbuhan revenue mencapai 2 digit.

Kata.ai Capai Profitabilitas, Dorong Pengembangan AI Agent

CYFIRMA's AI-powered external threat landscape management platform provides cyber defenders with a hacker's view to help clients prepare for impending attacks
MDI Ventures, the venture capital arm of Indonesian telecommunications giant Telkom Group, has made a strategic investment in Singapore-based threat intelligence and external threat landscape management startup CYFIRMA.

The investment aims to boost CYFIRMA’s growth and enhance its global cybersecurity solutions for enterprises, particularly in Southeast Asia.

This funding will enable CYFIRMA to expand its market reach, especially in Indonesia and extend into other global markets. It will also fuel the startup’s R&D initiatives, allowing it to enhance its capabilities in countering advanced cyber attacks.

“Southeast Asia, including Indonesia, is facing increasingly complex cyber threats, driving the urgent need for advanced cybersecurity solutions. Through our investment in CYFIRMA, MDI Ventures is addressing these challenges by enabling the development and delivery of proactive and innovative solutions to protect organisations across the region from evolving cyber risks,” stated Donald Wihardja, CEO of MDI Ventures.

CYFIRMA combines cyber-intelligence with attack surface discovery and digital risk protection to deliver early warnings and multi-layered insights. Its AI-powered external threat landscape management (ETLM) platform provides cyber defenders with a hacker’s view to help clients prepare for impending attacks.

The company has a global presence with offices in Japan, India, the US, and the EU.

Kumar Ritesh, founder and CEO of CYFIRMA, said: “MDI’s investment will also allow us to greatly enhance our capacity to drive innovation, broaden our solutions, and better serve our clients both regionally and globally.”

The collaboration also has significant implications for Telkom Group. MDI Ventures envisions CYFIRMA playing a crucial role in strengthening Telkom Group’s cybersecurity by integrating CYFIRMA’s threat intelligence and external threat landscape management solutions.

MDI Ventures, with a total committed valuation of US$830 million, aims to bridge the gap between innovative startups like CYFIRMA and the resources of Telkom Group to foster a secure digital ecosystem in Indonesia and beyond.


[(e27)](https://e27.co/mdi-ventures-invests-in-cyfirma-to-fortify-indonesias-cybersecurity-ecosystem-20250121/)

Kumar-Ritesh-2-768x458.jpeg

CYFIRMA's AI-powered external threat landscape management platform provides cyber defenders with a hacker's view to help clients prepare for impending attacks
MDI Ventures, the venture capital arm of Indonesian telecommunications giant Telkom Group, has made a strategic investment in Singapore-based threat intelligence and external threat landscape management startup CYFIRMA.

MDI Ventures invests in CYFIRMA to fortify Indonesia’s cybersecurity ecosystem

MDI Ventures, anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., telah menempatkan dirinya sebagai pelopor dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) di sektor corporate venture capital.
Dengan filosofi tata kelola yang kuat dan visi inovatif, perusahaan ini terus menciptakan nilai tambah tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi ekosistem startup dan masyarakat secara luas.
Berbasis Data Terintegrasi.

Di bawah kepemimpinan Donald Wihardja sebagai CEO, MDI Ventures memadukan pendekatan berbasis teknologi, inovasi, dan keberlanjutan dengan prinsip-prinsip tata kelola yang transparan, akuntabel, bertanggung jawab, independen, dan adil.

“MDI Ventures terus memperkuat struktur proses bisnis dengan menerapkan sistem pengelolaan berbasis data yang terintegrasi. Kami mendokumentasikan seluruh alur kerja untuk memastikan optimalisasi melalui evaluasi rutin, teknologi terbaru, serta pelatihan berkelanjutan untuk tim kami,” Donald memaparkan.

Menurutnya, seluruh aktivitas perusahaan, mulai dari tata-kelola investasi hingga perencanaan strategis, dijalankan sesuai dengan perangkat regulasi internal. Proses ini juga dilengkapi dengan penguatan compliance melalui sosialisasi internal serta penyempurnaan standar operasional prosedur (SOP) secara berkala.

Di MDI Ventures, nilai-nilai perusahaan menjadi dasar dalam membangun budaya kerja yang adaptif dan inovatif. Sebagai bagian dari BUMN Telkom Indonesia, perusahaan ini mengadopsi nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) yang diintegrasikan ke dalam berbagai inisiatif internal.

“Kami mendorong budaya inovasi melalui kegiatan seperti hackathon, sesi ideasi terbuka, dan kolaborasi lintas tim. Dengan jumlah karyawan yang relatif kecil, sekitar 60 orang, interaksi kami sangat terbuka, memungkinkan ide-ide segar untuk muncul dan berkembang,” kata Donald.

Selain itu, program pelatihan berkelanjutan juga menjadi prioritas untuk meningkatkan kompetensi karyawan. “Setiap karyawan memiliki KPI (Key Performance Indicators) yang mencakup pelatihan wajib, sehingga kompetensi mereka selalu selaras dengan kebutuhan perusahaan,” tambahnya.

Manajemen Risiko Menyeluruh
Manajemen risiko merupakan salah satu fokus utama MDI Ventures dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan bisnisnya. “Kami menerapkan framework manajemen risiko berbasis ISO 31000, yang mencakup identifikasi risiko secara menyeluruh, mitigasi risiko strategis, dan audit berkala,” ungkap Donald.

Dalam aktivitas investasi, perusahaan menerapkan proses due diligence yang ketat untuk memastikan semua keputusan sesuai dengan prinsip kehati-hatian. “Kami ingin memastikan bahwa setiap keputusan investasi didasarkan pada analisis risiko yang mendalam, sehingga potensi kerugian dapat diminimalkan,” katanya.

Konsep Three Lines Model yang melibatkan pemilik risiko, manajemen risiko, dan auditor internal juga menjadi kekuatan organisasi dalam menghadapi tantangan global.

Sebagai corporate venture capital, inovasi dan adaptabilitas merupakan inti dari strategi MDI Ventures. “Kami berkomitmen untuk menciptakan dampak nyata melalui investasi di sektor-sektor yang berkembang, seperti AI, fintech, dan keberlanjutan. Dengan pendekatan impact investing, kami memastikan setiap portofolio startup yang kami dukung tidak hanya membawa keuntungan finansial, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,” kata Donald.

Baca Juga
Pertamina NRE Raih Skor Global Dari Aspek ESG
Mengukur Dampak, Bukan Hanya Keuntungan: Impact Investing, Tren Baru di Dunia Investasi
Melalui program inkubator internal dan jaringan global, perusahaan membangun ekosistem inovasi yang mampu beradaptasi dengan dinamika pasar.

“Kami secara aktif berpartisipasi dalam event startup dan venture capital untuk menangkap potensi inovasi sekaligus memahami tantangan yang dihadapi industri,” ia menjelaskan.

Di sisi teknologi dan infrastruktur, MDI Ventures berinvestasi besar dalam teknologi cloud, kecerdasan buatan (AI), dan keamanan siber. “Kami memastikan infrastruktur operasional kami selalu mengikuti standar keamanan informasi terkini. Semua data disimpan di cloud yang hanya dapat diakses oleh karyawan internal, sehingga keamanan informasi menjadi prioritas utama,” ungkap Donald. Perusahaan juga mengadopsi kebijakan perangkat kerja yang dirancang untuk mendukung efisiensi sekaligus menjaga integritas data.

Selain fokus pada teknologi, MDI Ventures juga memprioritaskan keberlanjutan melalui integrasi prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) ke dalam strategi bisnisnya.

“Kami mendukung startup yang fokus pada keberlanjutan, seperti solusi berbasis teknologi yang mendukung digitalisasi UKM. Inisiatif ini tecermin dalam peluncuran Impact Report 2024: Empowering Progress for Greater Impact, yang menjadi bukti komitmen kami terhadap keberlanjutan,” kata Donald.

Laporan ini tidak hanya menggambarkan dampak positif dari investasi yang dilakukan perusahaan, tetapi juga menunjukkan bagaimana bisnis dan teknologi dapat menjadi kekuatan untuk perubahan.

Komitmen pada Prinsip
Evaluasi dan pengukuran kinerja menjadi bagian penting dari penerapan GCG di MDI Ventures. “Kami menggunakan KPI yang terukur untuk mengevaluasi kematangan setiap aspek perusahaan. Hasil evaluasi kami menunjukkan peningkatan yang konsisten, terutama dalam pengelolaan risiko, inovasi, dan keberlanjutan. Peningkatan ini diakui melalui berbagai penghargaan regional dan internasional,” kata Donald.

Dengan transparansi yang tinggi, perusahaan memastikan seluruh pemangku kepentingan mendapatkan laporan kinerja yang jelas dan terpercaya.

Keberhasilan MDI Ventures dalam menerapkan GCG tidak terlepas dari komitmen kuat terhadap prinsip-prinsip tata kelola yang baik. “Kami percaya bahwa penerapan GCG bukan hanya sebuah keharusan, tetapi juga strategi utama untuk mencapai keberlanjutan dan daya saing global,” Donald menegaskan.

Dengan pendekatan ini, MDI Ventures terus membuktikan diri sebagai pemimpin di industri venture capital, memberikan inspirasi bagi perusahaan lain di Indonesia ataupun di tingkat internasional.

Filosofi kerja yang didasarkan pada inovasi, keberlanjutan, dan tata kelola yang baik menjadi landasan kuat bagi pertumbuhan perusahaan di masa depan. (*)

[(SWA)](https://swa.co.id/read/455235/mdi-ventures-mengintegrasikan-esg-dan-gcg-untuk-masa-depan-berkelanjutan)

1736778666_a56e7f0e5eb33d8fc383.jpeg

MDI Ventures, anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., telah menempatkan dirinya sebagai pelopor dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) di sektor corporate venture capital.
Dengan filosofi tata kelola yang kuat dan visi inovatif, perusahaan ini terus menciptakan nilai tambah tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi ekosistem startup dan masyarakat secara luas.

MDI Ventures: Mengintegrasikan ESG dan GCG untuk Masa Depan Berkelanjutan

Warta Ekonomi, Jakarta - MDI Ventures bersama Cakap, platform pembelajaran upskill berbasis teknologi baru-baru ini telah melakukan kerja sama strategis lewat program Digibiz, sebuah inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) berupa pelatihan manajemen bisnis pariwisata untuk UMKM di sekitar Kawah Ijen, Banyuwangi.
Program ini menjawab tantangan utama dalam pengembangan bisnis ekowisata di Kawah Ijen. Mulai dari kurangnya promosi, rendahnya kesadaran publik serta keterbatasan sumber daya manusia dalam pengelolaan pariwisata.
Melalui pertumbuhan jumlah pengunjung Kawah Ijen yang melebihi 50% dalam beberapa tahun terakhir, inisiatif Digibiz hadir untuk memberikan pelatihan dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pelatihan ini diikuti oleh 100 UMKM di area Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember, yang akan menjalani pembekalan intensif selama empat bulan.
Program ini berfokus pada digitalisasi UMKM untuk mengoptimalkan operasional bisnis di desa wisata, mencakup pengelolaan toko souvenir, penyewaan perlengkapan mendaki, hingga restoran atau tempat makan khas yang menonjolkan keunikan lokal.
Inisiatif ini selaras dengan misi besar untuk meningkatkan kompetensi masyarakat lokal dalam efisiensi operasional, strategi pemasaran digital, dan peningkatan pengalaman pelanggan, sekaligus memperkuat kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian daerah.
Digibiz merupakan kelanjutan dari program yang sebelumnya telah sukses dilakukan oleh MDI Ventures dan Cakap, yakni melalui pemberian pelatihan digital marketing bagi lebih dari 50 pelaku UMKM yang beroperasi di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.
Lewat pelatihan tersebut, tercatat sejumlah 90% partisipan melaporkan adanya peningkatan pendapatan per bulannya setelah mengimplementasikan strategi digital marketing yang diperoleh selama pelatihan.
Selain itu, sebanyak 89% partisipan mengakui bahwa mereka mendapatkan peningkatan pemahaman mengenai penggunaan sosial media, dan konsep digital marketing untuk pengembangan UMKM yang tengah dijalani.
"Kerja sama strategis ini merupakan bentuk nyata dari komitmen MDI Ventures dalam menciptakan dampak positif bersama startup portfolio kami. Melalui inisitif Digibiz, kami berharap dapat memberdayakan UMKM di sekitar Kawah Ijen untuk menghadapi tantangan sekaligus memanfaatkan potensi yang ada untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Kami berharap pelatihan ini tidak hanya membantu UMKM berkembang, tetapi juga menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi komunitas setempat,” kata CEO MDI Ventures, Donald Wihardja.
Komitmen yang tumbuh dari kerja sama antara MDI dan Cakap diharapkan mampu membuka lebih banyak peluang untuk penciptaan inisiatif berkelanjutan yang akan terus dikembangkan oleh MDI.
Tomy Yunus, Chief Executive Officer (CEO) Cakap mengatakan di Cakap mempunyai kekuatan transformasi melalui pendidikan dan teknologi.
Dalam program Digibiz 2024, pihaknya menghadirkan Learning Management System (LMS) serta melibatkan praktisi pengajar berpengalaman untuk menyediakan kurikulum yang dirancang khusus bagi pelaku UMKM di kawasan Kawah Ijen.
"Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa pelaku UMKM tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam usaha mereka,” tutupnya. 
Kerja sama antara MDI Ventures dan Cakap melalui program Digibiz tidak hanya berfokus di Kawah Ijen.
Dengan potensi besar yang dimiliki UMKM di berbagai wilayah lain, seperti Padang, Tanjung Pinang, dan Toraja, program ini terus mengeksplorasi cara untuk memperluas jangkauan sekaligus memperkuat dampaknya.
Topik-topik pelatihan baru yang relevan dengan sektor pariwisata, kuliner, dan budaya sedang disiapkan untuk menjawab kebutuhan unik para pelaku UMKM.
Inisiatif ini menegaskan komitmen Digibiz dalam memberdayakan UMKM di seluruh Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif serta berkelanjutan.
[(wartaekonomi)](https://wartaekonomi.co.id/read553818/mdi-ventures-gandeng-cakap-dukung-pertumbuhan-sektor-pariwisata-berkelanjutan-lewat-program-digibiz)

GGP09901 lowres.JPG

Warta Ekonomi, Jakarta - MDI Ventures bersama Cakap, platform pembelajaran upskill berbasis teknologi baru-baru ini telah melakukan kerja sama strategis lewat program Digibiz, sebuah inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) berupa pelatihan manajemen bisnis pariwisata untuk UMKM di sekitar Kawah Ijen, Banyuwangi.

MDI Ventures Gandeng Cakap Dukung Pertumbuhan Sektor Pariwisata Berkelanjutan Lewat Program Digibiz

KONTAN.CO.ID - MDI Ventures yang merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali menghadirkan acara tahunan “Next Billion Ecosystem Festival” atau Nex-BE Fest 2024. Tahun ini menjadi tahun ke-5 perhelatan Nex-BE Fest yang menjadi inisiatif strategis untuk menjembatani kolaborasi antara startup portofolio MDI Ventures dengan jajaran korporasi di ranah BUMN dan unit bisnis TelkomGroup, demi menggali potensi sinergi bisnis baru. 
Dengan tema "Bridging Digital Inclusivity & Sustainable Growth through Synergy Collaboration”, Nex-BE Fest 2024 mempertemukan lebih dari 50 startup portofolio MDI Ventures dengan lebih dari 50 perusahaan BUMN dan entitas TelkomGroup untuk dapat saling mengeksplorasi potensi dan kolaborasi bisnis. Diperkirakan, tahun ini acara Nex-BE Fest berperan mendukung kemitraan bisnis antara Startup dan ekosistem BUMN untuk menghasilkan nilai sinergi sebesar Rp4 triliun.

Nex-BE Fest 2024 yang didukung oleh CloudMile, Google Cloud, BTN, dan Telkomsigma, memiliki agenda utama business matchmaking, di mana para peserta startup dapat mempresentasikan solusi digital yang dimiliki guna memenuhi kebutuhan BUMN sekaligus mengeksplorasi potensi kolaborasi yang lebih luas.

Selain itu, pada gelaran Nex-BE Fest 2024 juga terdapat 7 MoU antara startup dan BUMN yang ditandatangani untuk menandai berbagai sinergi baru yang tercipta dalam sektor digitalisasi. Tak lupa, juga terdapat sesi penghargaan bagi startup dan enterprise yang mampu menghasilkan pertumbuhan dan nilai sinergi tertinggi yang berdampak nyata terhadap ekosistem digital nasional.

Semangat kolaborasi nyata di bidang ekonomi digital akan sangat mendukung akselerasi pertumbuhan industri di Indonesia. Sebagaimana pemaparan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria dalam sambutannya, “Dengan kolaborasi strategis antara pemerintah, startup, dan BUMN, kami berupaya memastikan bahwa ekonomi digital tidak hanya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka peluang yang merata, mengurangi kesenjangan digital, dan mendekatkan kita pada visi Indonesia Emas 2045.”

Selain sesi business matchmaking, para startup juga turut mengikuti Nex-PERT INSIGHT, sebuah sesi workshop tematik yang menjadi rangkaian Pre-event Nex-BE Fest 2024, dengan menghadirkan sesi-sesi lokakarya dan materi praktis seputar legal, technology, hingga finance yang bertujuan untuk memberikan pembelajaran dan insight kepada portfolio startup sehingga semakin siap untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan entitas BUMN.

“Telkom, sebagai perusahaan digital telco terbesar di Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam mempercepat digitalisasi ekosistem dengan tetap berfokus pada penciptaan dampak berkelanjutan. Kami melihat Nex-BE Fest sebagai salah satu inisiatif strategis yang dapat membuka berbagai peluang baru untuk mendorong kolaborasi yang lebih luas dan menghubungkan inovasi-inovasi yang dihadirkan startup dengan BUMN. Acara ini juga turut memperkuat posisi Telkom sebagai enabler digitalisasi, memfasilitasi transfer teknologi, memperluas adopsi solusi digital secara nasional,” ungkap Direktur Digital Business Telkom Muhamad Fajrin Rasyid.

Peluncuran Impact Report 2024: Empowering Progress for Greater Impact

Penyelenggaraan Nex-BE Fest tahun 2024 menjadi semakin spesial karena Telkom dan MDI Ventures meluncurkan Impact Report 2024 bertajuk "Empowering Progress for Greater Impact". Impact Report tersebut merupakan laporan tahunan yang memaparkan dampak nyata yang dihasilkan oleh startup portofolio MDI di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, aquaculture, dan juga fintech, dalam upaya pengurangan emisi karbon pada rantai operasional startup. Beberapa startup yang tercakup dalam Impact Report ini di antaranya adalah Amartha, Julo, Delos, Paxel, SwipeRX, Aruna, Qoala, dan Cermati.

“Kami dengan bangga menandai peluncuran Impact Report 2024: “Empowering Progress for Greater Impact”, terutama karena tema ini menggambarkan komitmen MDI dalam mendorong kemajuan  berkelanjutan melalui inovasi teknologi dan kolaborasi strategis. Peluncuran Impact Report 2024 diharapkan menjadi titik balik penting dalam menunjukkan bagaimana bisnis dan teknologi dapat menjadi kekuatan untuk perubahan positif serta adanya peningkatan pemahaman publik tentang dampak sosial dan lingkungan dari inovasi teknologi,” kata CEO MDI Ventures Donald Wihardja.

Sejak diadakan pertama kalinya di tahun 2019, Nex-BE Fest telah mendukung MDI Ventures untuk terus memfasilitasi dan menumbuhkan nilai sinergi yang terbentuk antara startup dan entitas BUMN sehingga telah mencapai cumulative synergy value sekitar Rp12 triliun ($780 juta).

Jumlah peserta yang ada pada Nex-BE Fest juga turut meningkat sebesar 3,2x lipat, pertemuan bisnis meningkat sebesar 5,4x, dan nilai sinergi yang dihasilkan juga ikut meningkat 2,7x lipat dari awal penyelenggaraannya. Peningkatan antusiasme ini menunjukkan bahwa kolaborasi digital berkelanjutan di Indonesia telah mendapatkan dukungan besar dari berbagai pihak, mulai dari ekosistem BUMN hingga startup digital di Indonesia dari berbagai bidang.

[(pressrelease)](https://pressrelease.kontan.co.id/news/mdi-ventures-telkom-hadirkan-nex-be-fest-2024-wujudkan-inklusi-digital-berkelanjutan)

846745721p.jpg

KONTAN.CO.ID - MDI Ventures yang merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali menghadirkan acara tahunan “Next Billion Ecosystem Festival” atau Nex-BE Fest 2024. Tahun ini menjadi tahun ke-5 perhelatan Nex-BE Fest yang menjadi inisiatif strategis untuk menjembatani kolaborasi antara startup portofolio MDI Ventures dengan jajaran korporasi di ranah BUMN dan unit bisnis TelkomGroup, demi menggali potensi sinergi bisnis baru.

MDI Ventures &Telkom Hadirkan Nex-BE Fest 2024 Wujudkan Inklusi Digital Berkelanjutan

JAKARTA,investor.id-MDI Ventures, perusahaan modal ventura yang merupakan anak perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) kembali menghadirkan acara tahunan “Next Billion Ecosystem Festival” atau Nex-BE Fest 2024, dan manargetkan untuk menghasilkan nilai sinergi sebesar Rp 4 triliun.

Adapun tahun ini menjadi tahun ke-5 perhelatan Nex-BE Fest yang menjadi inisiatif strategis untuk menjembatani kolaborasi antara startup portofolio MDI Ventures dengan jajaran korporasi di ranah badan usaha miliki negara (BUMN) dan unit bisnis Telkom Group, demi menggali potensi sinergi bisnis baru.

Direktur Digital Business Telkom Indonesia Fajrin Rasyid mengatakan, sebagai perusahaan digital telco di Indonesia, Telkom memiliki tanggung jawab besar dalam mempercepat digitalisasi ekosistem dengan tetap berfokus pada penciptaan dampak berkelanjutan.

“Acara ini juga turut memperkuat posisi Telkom sebagai enabler digitalisasi, memfasilitasi transfer teknologi, memperluas adopsi solusi digital secara nasional,” kata Fajrin dalam keterangan persnya, Kamis (5/12/2024).

Fajrin menambahkan, dalam ajang ini pula, terdapat tujuh Memorandum of Understanding (MoU) antara startup dan BUMN yang ditandatangani untuk menandai berbagai sinergi baru yang tercipta dalam sektor digitalisasi.

Selain itu, juga terdapat sesi penghargaan bagi startup dan enterprise yang mampu menghasilkan pertumbuhan dan nilai sinergi tertinggi yang berdampak nyata terhadap ekosistem digital nasional.

“Semangat kolaborasi nyata di bidang ekonomi digital akan sangat mendukung akselerasi pertumbuhan industri di Indonesia,” ujar Fajrin.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menambahkan, dengan kolaborasi strategis antara pemerintah, startup, dan BUMN, pihaknya berupaya memastikan bahwa ekonomi digital tidak hanya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.

“Tetapi juga membuka peluang yang merata, mengurangi kesenjangan digital, dan mendekatkan kita pada visi Indonesia Emas 2045,” ungkap Nezar.

Impact Report

Lebih lanjut, ajang ini juga menjadi semakin spesial karena Telkom dan MDI Ventures meluncurkan Impact Report 2024 bertajuk "Empowering Progress for Greater Impact". Impact Report tersebut merupakan laporan tahunan yang memaparkan dampak nyata yang dihasilkan oleh startup portofolio MDI di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, aquaculture, dan juga ntech, dalam upaya pengurangan emisi karbon pada rantai operasional startup.

Beberapa startup yang tercakup dalam Impact Report ini diantaranya adalah, Amartha, Julo, Delos, Paxel, SwipeRX, Aruna, Qoala, dan Cermati.

“Peluncuran Impact Report 2024 diharapkan menjadi titik balik penting dalam menunjukkan bagaimana bisnis dan teknologi dapat menjadi kekuatan untuk perubahan positif serta adanya peningkatan pemahaman publik tentang dampak sosial dan lingkungan dari inovasi teknologi,” ungkap CEO MDI Ventures Donald Wihardja.

Untuk diketahui, sejak diadakan pertama kalinya di tahun 2019, Nex-BE Fest telah mendukung MDI Ventures untuk terus memfasilitasi dan menumbuhkan nilai sinergi yang terbentuk antara startup dan entitas BUMN sehingga telah mencapai cumulative synergy value sekitar Rp 12 triliun (US$780 juta).

Sementara, jumlah peserta yang ada pada Nex-BE Fest juga turut meningkat sebesar 3,2x lipat, pertemuan bisnis meningkat sebesar 5,4x, dan nilai sinergi yang dihasilkan juga ikut meningkat 2,7x lipat dari awal penyelenggaraannya.

[(Investor.ID)](https://investor.id/business/382476/mdi-ventures-incar-nilai-sinergi-rp-4-t-melalui-ajang-nexbe-fest-2024)

1733396350-1398x828.webp

JAKARTA,investor.id-MDI Ventures, perusahaan modal ventura yang merupakan anak perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) kembali menghadirkan acara tahunan “Next Billion Ecosystem Festival” atau Nex-BE Fest 2024, dan manargetkan untuk menghasilkan nilai sinergi sebesar Rp 4 triliun.

Adapun tahun ini menjadi tahun ke-5 perhelatan Nex-BE Fest yang menjadi inisiatif strategis untuk menjembatani kolaborasi antara startup portofolio MDI Ventures dengan jajaran korporasi di ranah badan usaha miliki negara (BUMN) dan unit bisnis Telkom Group, demi menggali potensi sinergi bisnis baru.

MDI Ventures Incar Nilai Sinergi Rp 4 T melalui Ajang Nex-BE Fest 2024

Jakarta (ANTARA) - MDI Ventures bersama Telkom Indonesia akan kembali menggelar ajang kolaborasi startup dengan ekosistem BUMN dalam acara bertajuk Next Billion Ecosystem Festival (Nex-BE Fest) 2024 yang ditargetkan mampu menghasilkan nilai sinergi sebesar Rp2,6 triliun.

Nex-BE Fest akan digelar pada Q4 2024 dengan mempertemukan ratusan peserta dari startup, ekosistem Telkom Group, dan perwakilan BUMN lainnya.

"Proses penciptaan sinergi tidak hanya selesai pada tahap perkenalan, namun juga dilanjutkan dengan implementasi dan monitoring yang cermat, sehingga sinergi antara startup dan perusahaan terus berjalan optimal dan memberikan dampak yang nyata," tutur CEO MDI Ventures Donald Wihardja dalam siaran pers, Selasa.

"Hal itu sejalan dengan misi utama kami di Nex-BE Fest, yakni menjadi fasilitator dalam mempercepat implementasi digital di ekosistem Telkom Group dan BUMN lainnya melalui solusi teknologi dari startup portofolio kami,” kata Donald.

Sejak pertama kali diadakan pada 2019, Nex-BE Fest mendorong kolaborasi antara startup dan entitas besar untuk memecahkan masalah bisnis dengan solusi inovatif digital melalui program business matchmaking dan 1 on 1 sessions.

Ada banyak sinergi bernilai tinggi yang tercipta dari acara itu, misalnya kolaborasi antara Privy dan Finnet yang mempercepat digitalisasi proses administrasi di sektor keuangan.

Pada tahun ini, transformasi sinergi menjadi poin penting dari Nex-BE Fest. MDI Ventures dan Telkom menargetkan bisa menjaring lebih dari 250 peserta, baik dari startup portofolio, unit bisnis Telkom Group hingga BUMN untuk mengikuti business matchmaking dengan startup portofolio MDI Ventures.

Nex-BE Fest diharapkan dapat memfasilitasi kemitraan yang lebih luas dan inovatif, misalnya dari sektor-sektor strategis di bidang finansial, logistik, kesehatan, dan pendidikan.

Setelah acara Nex-BE Fest berakhir, MDI Ventures akan terus melakukan pendampingan melalui 1 on 1 sessions dan evaluasi proyek sinergi untuk memastikan kelanjutan kerja sama dan implementasi nyata dari hasil sinergi yang terbentuk.

Sejak awal dilaksanakan hingga akhir tahun 2023, tercatat nilai sinergi yang terbentuk antara startup dan BUMN melalui dukungan Nex-BE Fest telah mencapai lebih dari Rp12 triliun.

Jumlah peserta meningkat sebesar 3,2 kali lipat, pertemuan bisnis meningkat sebesar 5,4 kali dan nilai sinergi yang dihasilkan juga ikut meningkat 2,7 kali lipat sejak awal penyelenggaraannya.

Selain itu, MDI Ventures juga mengumumkan peluncuran 8 impact report yang menunjukkan pencapaian dan kontribusi ESG dari 8 startup portfolio yaitu Amartha, Julo, Delos, Paxel, SwipeRX, Aruna, Qoala, dan Cermati.
Topik-topik yang dibahas pun beragam, mulai dari pemberdayaan, transformasi digital, serta peningkatan akses terhadap layanan tekfin.

Melalui laporan-laporan itu, publik dan para stakeholder bisa mendapatkan gambaran besar tentang ketersinambungan ekosistem berkelanjutan yang telah dibangun oleh MDI Ventures melalui jaringan portfolionya.

[(ANTARA)](https://www.antaranews.com/berita/4461845/mdi-ventures-telkom-bidik-rp26-triliun-dari-nex-be-fest-2024)


WhatsApp-Image-2024-11-12-at-11.40.59-AM.jpeg.webp

Jakarta (ANTARA) - MDI Ventures bersama Telkom Indonesia akan kembali menggelar ajang kolaborasi startup dengan ekosistem BUMN dalam acara bertajuk Next Billion Ecosystem Festival (Nex-BE Fest) 2024 yang ditargetkan mampu menghasilkan nilai sinergi sebesar Rp2,6 triliun.

MDI Ventures & Telkom bidik Rp2,6 triliun dari Nex-BE Fest 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - Belasan unicorn lahir di pasar Indonesia selama 10 tahun era kepemimpinan Presiden Jokowi. Bahkan dari seluruh unicorn yang lahir di Asia Tenggara, hanya satu yang mencapai valuasi US$ 1 miliar sebelum masa jabatan kepresidenan Jokowi.
CNBC Indonesia mewawancarai beberapa investor tentang kebijakan pemerintahan Jokowi yang membuka jalan keberhasilan para founder menarik investasi triliunan rupiah dalam 10 tahun terakhir.

Donald Wihardja, CEO MDI Ventures, adalah salah satu investor pengelola modal ventura yang ikut dalam rombongan Presiden Jokowi ke Silicon Valley. Dalam rangkaian kunjungan tersebut, menurutnya, Jokowi menunjukkan dukungannya kepada digitalisasi dan inovasi.

"Pak Jokowi sangat pro digitalisasi dan mendukung innovasi di tangan startup dan entrepreneur muda. Itu kelihatan di dukungan beliau sejak 2016 di acara-acara startup menggaet attention investor global," katanya.

![presiden-jokowi-di-markas-google_169.jpeg](https://mdiweb.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/presiden_jokowi_di_markas_google_169_ad07a700a6.jpeg)

Langkah Jokowi yang mungkin bisa menjadi sinyal perhatian lebihnya kepada ekonomi digital dan kewirausahaan berbasis teknologi adalah Februari 2016. Di sela pertemuan Amerika Serikat-Asean, Jokowi maraton bertemu bos-bos perusahaan besar dan investor kelas kakap di Silicon Valley termasuk pendiri Facebook Mark Zuckerberg, CEO Google Sundar Pichai, dan Saeed Amidi dari akselerator startup raksasa Plug and Play.

Bagi Rudiantara, yang saat itu mendampingi sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Kerja I, kunjungan Jokowi bertemu para CEO dan investor membuka mata mereka soal Indonesia. Apalagi, saat itu belum ada "bukti" perusahaan teknologi bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia.  

"Pak Jokowi 'turun langsung' menjual Indonesia kepada potential tech/digital ecosystem investment di Silicon Valley. Walaupun yang dijual masih berupa potensi dan potensi," katanya.

Di sisi lain, Jokowi juga berkesempatan merasakan langsung "teknologi masa depan". Ia mengingat momen Jokowi bermain ping pong virtual dengan Mark Zuckerberg di ruangan kecil di markas Facebook.

"Ibu Iriana senyum-senyum terus melihat Pak Jokowi bertanding dengan Mark karena tidak ada meja pingpong, tidak ada bola ping pong, tidak ada bet pingpong tetapi badan Pak Jokowi & Mark bergerak terus seperti orang main ping pong," kata Rudiantara.

![presiden-jokowi-di-silicon-valley-1.jpeg](https://mdiweb.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/presiden_jokowi_di_silicon_valley_1_90c0bed6a7.jpeg)

Sebulan setelah kunjungan Jokowi, Google dan Temasek menerbitkan laporan bertajuk e-Conomy SEA. Laporan tersebut meramal "ekonomi internet" di Asia Tenggara melonjak 6,5 kali lipat dalam 10 tahun dan menembus US$ 200 miliar pada 2025. Hampir tiap tahun, laporan baru dari Google terbit. Setiap tahun, proyeksi ukuran ekonomi digital di Asia Tenggara dan RI direvisi menjadi lebih besar.

Pada laporan terakhir yang terbit pada 2023, Google dan Temasek memperkirakan ekonomi digital Indonesia melampaui US$ 110 miliar pada 2025.

Sejak 2016, arus investasi ke startup Indonesia baik yang berdiri di RI maupun yang punya pasar terbesar di RI, meledak.

Gojek menjadi startup pertama yang mencapai status unicorn pada 2016. Pada 2017, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak mengikuti mencapai valuasi melampaui US$ 1 miliar.

Hingga kini, ada sekitar 22 startup yang beroperasi di Indonesia dan telah mencapai status unicorn termasuk Garena yang kini telah menjelma menjadi SEA Ltd, induk usaha Shopee.

Willson Cuaca, Managing Partner di East Ventures, mengatakan peran pemerintah di era Jokowi sangat krusial karena memberikan ruang gerak bagi perusahaan teknologi untuk berinovasi dan berkembang.

"Di era Pak Jokowi, pemerintah banyak melakukan pertemuan dan juga dialog dengan pelaku startup. Regulasi-regulasi yang diberlakukan juga memberikan ruang gerak untuk startup berinovasi dan berkembang," katanya.

![presiden-jokowi-di-silicon-valley_169.jpeg](https://mdiweb.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/presiden_jokowi_di_silicon_valley_169_556d026a16.jpeg)

Donald juga menyatakan hal serupa. Presiden Jokowi adalah salah satu pendukung utama dalam gerakan mendorong kewirausahaan di bidang teknologi di tanah air.

Pada rangkaian kunjungan ke Silicon Valley pada 2016, Jokowi juga bertemu dengan 800 orang profesional, pekerja IT, peneliti, dan mahasiswa Indonesia di San Francisco. Pesan utamanya adalah mengajak mereka pulang kampung.

"Pulang saja. Menjadi seorang enterpreneur itu perlu berjuang dan pengalaman di Silicon Valley menjadi nilai tambah," ujar Jokowi.

Bagi Donald, sikap Jokowi menunjukkan trust yang sangat besar sehingga investor dan founder tidak ragu. Ia berharap agar Prabowo Subianto melanjutkan dukungan kepada ekonomi digital RI.

"Dulu, ketika belum ada buktinya, Presiden kita percaya. Sekarang bukti sudah banyak. Tolong kepercayaan nya dilanjutkan," katanya.

Willson mengatakan pemerintahan Prabowo-Gibran bisa meneruskan keberhasilan di era Jokowi dengan kebijakan untuk mendukung perkembangan industri digital ke tahap yang lebih lanjut (mature). Salah satunya adalah struktur yang membuat aliran modal untuk mendukung pertumbuhan startup dari investor asing dan di bursa saham makin kuat.

"Di era Pak Prabowo, startup-startup dan ekosistem yang terbangun sudah lebih mature dan well-established. Dibutuhkan upaya sistematis dan perubahan struktural yang mendukung inflow growth capital, development of capital market, dan koordinasi yang erat antar-instansi," katanya.

Rudiantara yang kini mengelola yayasan Nexticorn, mengatakan pada tahap berikutnya harus ada kepemimpinan sektor digital yang lebih kuat agar perusahaan yang lahir bisa terus tumbuh membangun industri yang berkelanjutan. Yayasan Nexticorn mengadakan acara tahunan yang mempertemukan investor global dengan perusahaan terbaik di Indonesia.

"Karena belum ada digital sector leadership yang kuat, maka banyak inovasi-inovasi [dalam 10 tahun terakhir] dilakukan tanpa batasan namun down side-nya, banyak yang tidak sustainable," kata Rudiantara.

[(CNBC Indonesia)](https://www.cnbcindonesia.com/tech/20241018105945-37-580792/unicorn-di-era-jokowi-ketika-belum-ada-bukti-presiden-kita-percaya)


presiden-jokowi_169 (1).jpeg

Jakarta, CNBC Indonesia - Belasan unicorn lahir di pasar Indonesia selama 10 tahun era kepemimpinan Presiden Jokowi. Bahkan dari seluruh unicorn yang lahir di Asia Tenggara, hanya satu yang mencapai valuasi US$ 1 miliar sebelum masa jabatan kepresidenan Jokowi.

10 Tahun Jokowi Unicorn di Era Jokowi: 'Ketika Belum Ada Bukti, Presiden Kita Percaya'

WhiteCoat Global, a Singapore-headquartered digital health provider, is acquiring telemedicine platform Good Doctor Indonesia in what it calls “the biggest merger and acquisition involving two dominant telehealth companies in Southeast Asia to date.”

MDI Ventures and the SoftBank Vision Fund will join as new investors in tandem with the group’s acquisition of Good Doctor.

In addition, WhiteCoat said in a statement that it had also raised new funds in a round led by Raffles Family Office.

Neither the acquisition consideration nor the funding amount were disclosed.

Good Doctor delivers primary and specialist care services while also serving individual consumers through its retail offerings. In addition, it provides pharmacy services and wellness programs.

WhiteCoat said its acquisition of Good Doctor will “create the region’s largest and most comprehensive digital healthcare group,” working with over 130 insurers and 7,500 corporate partners to service over 6.8 million clients.

Bryan Koh, founder and CEO of WhiteCoat, said the acquisition would strengthen the company’s market presence in Indonesia.

He added that the company would seek funding “at the right time” to fuel its next phase of growth. This will involve scaling its omnichannel services “through the integration of cutting-edge generative artificial intelligence capabilities.”

Founded in 2018, WhiteCoat offers telehealth services including doctor consultations, prescription delivery and lab testing. It has operations in Indonesia, Vietnam, and Malaysia.

The company plans to enter “at least two more markets in Asia,” though it did not give any specifics. It also intends to prioritize technology research and development to drive service delivery in both existing and new markets.

See also: The players in SEA’s ailing healthtech landscape

This story was republished with permission from The Business Times. It was moderately edited to reflect Tech in Asia’s editorial guidelines.

[(Michelle Zhu - Tech in Asia)](https://www.techinasia.com/whitecoat-acquire-indonesian-telemedicine-startup-good-doctor)



1728618552_bb47f8e7724bc9de65de017dd26daf0b_v1728618552_xlarge.webp

WhiteCoat Global, a Singapore-headquartered digital health provider, is acquiring telemedicine platform Good Doctor Indonesia in what it calls “the biggest merger and acquisition involving two dominant telehealth companies in Southeast Asia to date.”

WhiteCoat to acquire Indonesian telemedicine startup Good Doctor

Penyakit cacar monyet yang kembali marak terjadi dikhawatirkan menjadi ancaman pandemi baru. Sejumlah startup yang bergerak di vertikal teknologi kesehatan atau healthtech dinilai mampu ikut serta dalam meredam maupun menangani penyakit tersebut. 

Alarm bahaya dari cacar monyet kembali berbunyi setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkannya sebagai darurat kesehatan global pada 14 Agustus 2024. Hal itu dilakukan setelah adanya peningkatan kasus yang disebabkan oleh virus monkeypox (MPXV) tersebut di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara sekitarnya.

“Respons internasional yang terkoordinasi sangat diperlukan untuk menghentikan wabah ini dan menyelamatkan nyawa,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan resmi seperti dikutip pada Jumat (06/09/2024).

Penyakit yang ditemukan pada 1970 ini kembali merebak secara global dalam tiga tahun terakhir. WHO mencatat, sudah ada lebih dari 100.000 kasus yang terkonfirmasi di sekitar 120 negara, termasuk Indonesia,  hingga Agustus 2024. 

Di dalam negeri sendiri, kasus cacar monyet pertama kali dilaporkan pada Oktober 2022. Kasus tersebut awalnya mendera seorang laki-laki asal Jakarta berusia 27 tahun, yang diduga terinfeksi saat bepergian ke luar negeri.

Kementerian Kesehatan pun mendeteksi 73 kasus cacar monyet di Indonesia sepanjang tahun 2023. Lalu, ada 14 kasus yang juga terkonfirmasi sejak Januari-Agustus 2024.

“Total (kasus cacar monyet di Indonesia sepanjang) 2022 sampai 2024 ada 88 kasus,” ucap Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Yudhi Pramono dalam konferensi pers virtual pada Rabu (18/08/2024).

![MAPS123.jpg](https://mdiweb.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/MAPS_123_dc4ebbddd2.jpg)


Dari jumlah tersebut, mayoritas kasus cacar monyet terdeteksi di Jakarta, yakni 59 kasus. Setelahnya diikuti oleh Jawa Barat (13 kasus), Banten (9 kasus), Yogyakarta (3 kasus), Jawa Timur (3 kasus) dan Kepulauan Riau (1 kasus).

**Peran penting telemedisin**
Menurut WHO, cacar monyet dapat menular dari orang ke orang melalui kontak dekat, seperti hubungan seksual, sentuhan kulit, atau tatap muka dalam jarak dekat. Penyakit ini juga bisa menyebar lewat benda terkontaminasi, seperti pakaian atau jarum suntik. 

Penularan penyakit ini mirip dengan Covid-19 yang menjadi pandemi sejak 2020 hingga Juni 2023. Alhasil, upaya pencegahannya pun serupa, seperti menjaga jarak dan menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

Jika cacar monyet menjadi wabah, hal tersebut memerlukan partisipasi sejumlah healthtech seperti telemedisin. Berkaca dari pandemi lalu, telemedisin dinilai berkontribusi besar dalam mencegah penularan Covid-19, lantaran menyediakan layanan konsultasi kesehatan secara online.

“Orang yang terindikasi kena cacar monyet pasti tidak mau berinteraksi fisik dengan dokter. Pasti first point-nya ya telemedisin,” kata Vice President of Business Development MDI Ventures Alvin Evander kepada Tech in Asia pada Kamis (05/09/2024). 

![ALVIN1.jpg](https://mdiweb.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/ALVIN_1_78d0390b2e.jpg)

Sejalan dengan itu, Alvin menilai startup telemedisin berpeluang kembali menarik kucuran dana investasi lebih banyak. Ini lantaran perannya yang cukup vital untuk pelayanan kesehatan saat adanya wabah yang membatasi aktivitas masyarakat.

Untuk diketahui, pendanaan ke startup telemedisin sempat menjadi primadona di vertikal healthtech pada 2020-2023. Berdasarkan data Tech in Asia, nilai pendanaan ke telemedisin mencapai US$315,5 juta (Rp4,85 triliun) sepanjang periode tersebut. 

![CHART0.jpg](https://mdiweb.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/CHART_0_dce7d3710a.jpg)

Hanya saja, subvertikal tersebut belum banyak dilirik sepanjang tahun 2024 berjalan. Baru ada satu kesepakatan pendanaan yang diraih oleh Alodokter senilai US$5,22 juta (Rp80,25 miliar) pada Februari 2024. Menurut data Alternatives.pe, dana tersebut diraih Alodokter dalam lanjutan putaran Seri C4 oleh HL Mando dan Beacon VC. 

“Dengan adanya penyakit baru ini memang ada tambahan potensi, khususnya buat startup yang bisa memberikan solusi efisien untuk menangani model-model krisis kesehatan seperti ini,” kata Alvin.

Hal senada disampaikan Alodokter selaku startup penyedia layanan telemedisin. Co-founder dan Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari mengatakan, masalah cacar monyet ini sangat mungkin memengaruhi minat investor.

“Hal ini dapat menyoroti pentingnya inovasi dalam kesehatan dan meningkatkan kesadaran akan kebutuhan solusi teknologi yang efektif dalam pencegahan dan penanganan penyakit,” kata Suci.

**Strategi cegah cacar monyet **
Atas dasar itu, Suci menyatakan, perusahaan rutin memberikan informasi terkini tentang cacar monyet melalui aplikasi dan situs webnya. Berkaca dari pengalaman saat pandemi, layanan telemedisin berperan penting untuk menyampaikan informasi yang cepat, akurat, dan transparan.

Selain itu, Alodokter bekerja sama dengan dokter dan ahli kesehatan untuk menyediakan sesi konsultasi dan tanya jawab langsung mengenai cacar monyet lewat platformnya. “Saat ini, fokus pertanyaan masyarakat ke dokter melalui fitur chat dokter umumnya masih terkait pencegahan,” kata dia.

Berbeda pendapat, Good Doctor menilai penetapan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global tak akan berpengaruh langsung terhadap pendanaan ke healthtech. CEO Good Doctor Danu Wicaksana mengatakan, ada sejumlah faktor lain yang akan mempengaruhi pendanaan, seperti suku bunga The Federal Reserve (The Fed), kebijakan pemerintah, dan lainnya.

![MANAGINGD.jpg](https://mdiweb.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/MANAGINGD_82393cb49a.jpg)

Kendati, perusahaan tetap turut serta dalam upaya pencegahan cacar monyet yang juga menerpa Indonesia. Hal itu dilakukan dengan memberikan edukasi profesional kepada dokter-dokter yang melayani di Good Doctor agar lebih cepat mendeteksi kasus-kasus yang dicurigai mengarah me cacar monyet.

“Sampai dengan saat ini, sudah ada beberapa kasus yang dicurigai merupakan kasus monkeypox dan kami mengarahkan pengguna ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat sesuai dengan instruksi dari Kementerian Kesehatan,” kata Danu.

Di samping itu, baik Alodokter dan Good Doctor sama-sama memperkuat kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam pencegahan cacar monyet, seperti pemerintah, organisasi kesehatan, dan tenaga medis profesional. Hal itu untuk memastikan respons yang terkoordinasi dan efektif dalam mencegah kasus cacar monyet meluas.

**Peluang healthtech lain**
Selain telemedisin, Alvin dari MDI Ventures mengatakan, startup healthtech di subvertikal lainnya dapat berpeluang ikut serta dalam pencegahan kasus cacar monyet. Salah satunya adalah perusahaan yang berfokus di bidang genomik, cabang biologi molekuler yang mempelajari struktur dan fungsi genom.

Perusahaan di bidang genomik yang menjadi sorotan saat pandemi Covid-19 adalah Oxford Nanopore Technologies. Teknologi sequencing dari perusahaan digunakan oleh National Health Service di Inggris untuk menyediakan alat tes Covid-19 dan melacak varian baru dari virus tersebut.

Di Indonesia, startup healthtech yang berfokus di bidang genomik di antaranya Asa Ren dan Nusantics. Pada pandemi Covid-19, Nusantics mengeklaim berhasil tumbuh secara signifikan berkat proyek pengembangan prototipe alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

![LAB.jpg](https://mdiweb.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/LAB_dfc345b227.jpg)

Alvin pun menilai, platform farmasi atau apotek online juga dapat berperan dalam menghadapi ancaman cacar monyet. “Contohnya SwipeRx yang fokus di distribusi obat dan vaksin,” ujar Alvin.

SwipeRx merupakan platform healthtech yang membantu apotek untuk:

Memperoleh pasokan obat dan vaksin, 
Menyediakan layanan pembiayaan usaha untuk apotek, serta 
Menghubungkan apoteker dengan rekan-rekan seprofesinya. 
Alvin mengeklaim. startup yang merupakan portofolio MDI Ventures tersebut telah bermitra dengan 6.000 hingga 7.000 apotek di seluruh Indonesia. Alhasil, SwipeRX dapat membantu dalam distribusi obat dan vaksin ketika cacar monyet meluas.

“Jadi itu yang penting, bagaimana bisa punya infrastruktur, bisa menjangkau seluruh Indonesia, bukan hanya kota besar,” kata dia.

[(Abidah Naqiya - Tech in Asia)](https://id.techinasia.com/peluang-healthtech-hadapi-cacar-monyet)

1714449844545-Cropped-1.jpg

Penyakit cacar monyet yang kembali marak terjadi dikhawatirkan menjadi ancaman pandemi baru. Sejumlah startup yang bergerak di vertikal teknologi kesehatan atau healthtech dinilai mampu ikut serta dalam meredam maupun menangani penyakit tersebut. 

Peluang healthtech Indonesia urun rembuk hadapi ancaman cacar monyet

Liputan6.com, Jakarta - MDI Ventures, perusahaan modal ventura milik Telkom Group, kembali menggelar acara tahunan Next Billion Ecosystem Festival (Nex-BE Fest) pada kuartal terakhir 2024.

Acara yang bertujuan mempertemukan startup digital inovatif dengan BUMN ini diharapkan dapat mempercepat transformasi digital di Indonesia.

CEO MDI Ventures, Donald Wihardja, mengatakan bahwa Nex-BE Fest 2024 akan mengusung tema 'Transformasi Digital'.

"Tema ini dipilih karena MDI Ventures ingin berperan aktif dalam memfasilitasi implementasi solusi teknologi dari startup portofolio kami ke dalam ekosistem Telkom Group dan BUMN lainnya," ujar Donald melalui keterangannya, Rabu (7/8/2024).

Ia menambahkan, perusahaan percaya bahwa transformasi digital adalah kunci untuk meningkatkan daya saing bisnis di era digital.

"Oleh karena itu, kami tidak hanya fokus pada inovasi teknologi, tetapi juga pada membangun sinergi bisnis yang berkelanjutan," ucap Donald.

Pada penyelenggaraan sebelumnya, Nex-BE Fest berhasil menciptakan sejumlah kolaborasi strategis antara startup dan BUMN.

Beberapa contoh suksesnya adalah kerjasama FitAja dan Admedika di bidang kesehatan digital, serta OPSIGO dan Kimia Farma dalam pengelolaan pariwisata korporasi.

"Kami bangga dengan keberhasilan sinergi antar-perusahaan yang terus berlanjut, seperti startup Privy dengan Finnet, Cakap dengan Pijar Belajar, dan OPSIGO dengan Indonesia Financial Group," Donald menjelaskan.

## **Seleksi Ketat, Target Ambisius**

[![065718500_1722945538-DW_Speech1.webp](https://mdiweb.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/065718500_1722945538_DW_Speech1_f78ed90af0.webp)](link)

MDI Ventures akan melakukan seleksi ketat terhadap startup yang akan berpartisipasi dalam Nex-BE Fest 2024. Selain itu, perusahaan juga akan memetakan kebutuhan dari berbagai entitas di Telkom Group dan BUMN lainnya.

"Kami menargetkan setidaknya ada 50 startup, 25 entitas Telkom Group, dan 25 entitas BUMN yang berpartisipasi dalam acara tahun ini," ungkap Donald.

Hingga akhir tahun 2023, nilai sinergi yang terbentuk antara startup dan BUMN melalui Nex-BE Fest telah mencapai lebih dari USD 780 juta.

Angka tersebut menunjukkan bahwa acara ini telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

[(Liputan6)](https://www.liputan6.com/tekno/read/5665618/nex-be-fest-2024-siap-jembatani-kerjasama-ratusan-startup-digital-dengan-bumn?page=3)

066106300_1722945537-TMI.webp

 MDI Ventures, perusahaan modal ventura milik Telkom Group, kembali menggelar acara tahunan Next Billion Ecosystem Festival (Nex-BE Fest) pada kuartal terakhir 2024.

Nex-BE Fest 2024 Siap Jembatani Kerjasama Ratusan Startup Digital dengan BUMN

Singapore-based Anchanto, an ecommerce-focused SaaS firm, posted revenue of S$15.2 million (US$11.3 million) for its 2023 financial year, according to data from ACRA. The amount is a 39.2% increase from the previous year. Excluding “other income,” the company’s year-on-year revenue growth stands at 42%.

The revenue growth outpaced an increase in operating expenses, which rose by 17% over the same period. The company managed to narrow its net loss by 12.7% to S$5.7 million (US$4.3 million).

“Our top-line growth comes from both our existing customers, which are expanding and growing their volume, and from our new territories and products,” Anchanto’s CEO and co-founder, Vaibhav Dabhade, tells Tech in Asia. “We have a clear objective to break even by the end of 2024 and achieve full year profitability in 2026.

Dabhade notes that Anchanto – which helps brands, retailers, and logistics providers manage end-to-end ecommerce operations – launched four new products at the end of 2022. The company, which now employs over 300 people, also expanded its presence to 11 markets after entering France, the United Kingdom, Dubai, and South Korea.

Anchanto’s customers include L’Oreal and Panasonic. It also counts some of its backers as clients, such as beauty retailer Luxasia and Indonesia’s Telkom, which invested in Anchanto via its venture arm MDI Ventures.

The company also more than doubled its cash and cash equivalents in 2023, finishing the year with S$6.3 million (US$4.7 million). While that appears to provide it with a comfortable runway, Dabhade says that Anchanto is gearing up for new fundraising: it secured a convertible note last year from existing backer Asendia.

“We’re looking to end this round in the next six to nine months,” Dabhade says, adding that the company is looking to “establish our presence in North America in 2025.”

The fundraise would follow its series C round from 2020, which was led by MDI Ventures and Asendia. The company has raised at least US$12 million in disclosed funding so far, according to Tech in Asia’s database.

While Anchanto says it was able to exceed its objectives for the first quarter of 2024, Dabhade cautions that the company expects more headwinds in the second half of the year. For now, the North American expansion will be a priority, where it aims to replicate the “local expertise and support” it has built in its other markets

“We want to capitalize on this unique strength by focusing on homegrown mid-market businesses and enterprise customers with multi-country operations, where we see the highest growth,” the CEO says.

[Techinasia](https://www.techinasia.com/anchanto-slashes-losses-by-12-grows-revenue-by-39-in-2023)

1718274286_8f6f641c4aef8e3e5e78eb79caa71fb7_v1718274285_xlarge.webp

Singapore-based Anchanto, an ecommerce-focused SaaS firm, posted revenue of S$15.2 million (US$11.3 million) for its 2023 financial year, according to data from ACRA. The amount is a 39.2% increase from the previous year. Excluding “other income,” the company’s year-on-year revenue growth stands at 42%.


Anchanto grows revenue by 39% in 2023, aims for full-year profits by 2026

Indonesian online lending major Julo has amassed over 2 million users as of October last year, the company previously told Tech in Asia. However, lending is not the only vertical in which the company is present.

Julo has also launched services like its virtual credit card Julo Turbo – powered by its behavioral data-backed credit underwriting system – as well as insurance offerings. Now, the company said it would soon “evolve” into a neobank and is planning to build new solutions.

While the company did not mention any specifics on its future products, Julo focuses on the middle-market segment in Indonesia, which it says carries roughly a US$100 billion opportunity.

In a statement announcing its neobanking ambitions, the company also said that its loans issued grew 87.19% year on year in the first four months of 2024, reaching over US$189 million. It expects to issue more than US$650 million this year.

This follows the US$1 billion in loans Julo has given out since starting in 2016, including nearly US$500 million in 2023 alone, which in itself was a 50% spike from the previous year.

The firm’s user base also grew by 58% in 2023, surpassing 2 million. Backed by AC Ventures, Julo said it is profitable on a before-tax basis and aims to turn fully profitable by the end of the year.

Julo’s president, Ankur Mehrotra, says there’s a constant demand for responsible, financially inclusive services in Indonesia, something the company aims to provide.

[(Techinasia)](https://www.techinasia.com/julos-plans-neobanking-pivot-eyes-full-profitability-yearend)

1718005064_1d89de13082d1fc86451f9f955939106_v1718005063_xlarge.webp

Indonesian online lending major Julo has amassed over 2 million users as of October last year, the company previously told Tech in Asia. However, lending is not the only vertical in which the company is present.

Julo plans neobanking push, eyes full profitability by year end

Hal tersebut diungkapkan founder sekaligus CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, dalam sebuah wawancara dengan Tech in Asia. Namun, Andi tidak menyebutkan negara mana yang akan menjadi target ekspansi perusahaan.

Target tersebut ditetapkan di tengah implementasi penurunan batas suku bunga oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, Taufan menyatakan bahwa peraturan itu utamanya ditujukan bagi peer-to-peer (P2P) lending sektor konsumtif. Amartha merupakan P2P lending sektor produktif yang menyasar usaha kecil dan pengusaha dengan risiko lebih rendah.

Taufan juga mengaku perusahaan terus berupaya untuk melakukan initial public offering (IPO), tetapi tidak merinci rencana tersebut lebih lanjut.

Berdiri sejak 2010, Amartha menyediakan pinjaman untuk individu dan bisnis, mulai dari pinjaman modal kerja, paylater, hingga embedded lending. Perusahaan mengaku selalu berstatus profitabel selama tiga tahun belakangan.

Pendanaan terakhir perusahaan terjadi pada Mei 2021, dalam pendanaan Seri C senilai US$28 juta (Rp450,46 miliar). Kala itu, investor yang terlibat adalah UOB Venture Management, Women’s World Banking, Capital Partners II Fund, Mandiri Capital Indonesia (MCI), hingga MDI Ventures.

[Techinasia](https://id.techinasia.com/rencana-ekspansi-dan-ipo-amartha)



Andi-Taufan-Amartha-photo.jpg

Rencana ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara tersebut diungkapkan oleh founder sekaligus CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, dalam sebuah wawancara dengan Tech in Asia. 

Amartha berencana ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara

Good Doctor allows customers to consult doctors online, buy medicines from Health Mall, and book offline doctor appointments at hospital partners

Danu Wicaksana has long believed that the healthcare sector in Indonesia, with a huge population and insufficient infrastructure and professionals, would benefit tremendously by embracing digital technology.
Fortunately, the sector has experienced significant growth in recent years, driven by increasing smartphone penetration, rising awareness, and a growing middle class.

Wicaksana’s telehealth firm, Good Doctor, is on a mission to be part of this growth story.

Founded in 2018, Good Doctor allows customers to consult doctors online, buy medicines from Health Mall, and book offline doctor appointments at hospital partners.

Making healthcare affordable to all Indonesians
“As a local Indonesian who grew up in the country myself with all the healthcare service challenges, I always see Good Doctor not only as a company that wants to do well but also to do good for the nation. We always emphasise innovation, collaboration, and a relentless focus on customer satisfaction,” he tells e27.

“Our vision, ‘one doctor for every family in Indonesia’, is rooted in providing accessible and affordable healthcare solutions for all Indonesians, and this vision continues to guide our strategic decisions, product development, and market expansion efforts,” he adds.

Good Doctor, serving over 15 million users, has partnered with more than 2,500 corporates in Indonesia. Its services include 24×7 on-demand teleconsultation with general practitioners and specialists across 26 departments, e-prescription services, and swift drug delivery within one hour in over 120 cities through its network of more than 3,500 pharmacy outlets.

The company also offers various consumer healthcare services, such as vaccination, medical check-ups, and preventive health management for corporate partners.

Good Doctor primarily operates in the B2B2C sector, partnering with insurance companies and corporate clients. Its revenue model includes pay-per-use (PPU) and subscription approaches. Under PPU, clients pay based on actual usage, while subscription clients pay upfront for a set period.

The company also serves B2C customers through on-demand teleconsultation, e-prescription, and healthcare products under the PPU model.

Building a sustainability business
The telehealth firm is now on a mission to achieve sustainability.

“There are several factors that we need to address to achieve financial sustainability, e.g., solid unit economics for every product, scalability of our services and efficiency of our cost to serve our clients. With a huge total addressable market in Indonesia and beyond in Southeast Asia, we are optimistic that we will achieve financial sustainability in the foreseeable future,” notes Wicaksana.

According to him, scaling operations in the healthcare sector presents various challenges, including regulatory hurdles and market adoption. However, he acknowledges that market adoption has accelerated significantly in recent years, particularly during the COVID-19 pandemic, as many individuals were compelled to embrace teleconsultation and telemedicine as new norms.

“Until today, we have seen that that shift has turned into a more permanent habit. Even better, not only do the end users feel the benefit and adopt it as a habit, but the corporate and insurance companies also feel that telehealth is an essential part of their offering to their customers. These factors have been driving demand for us in Good Doctor, and we believe that this trend is going to continue at a faster rate moving forward,” remarks Wicaksana.

Also Read: From chatbots to therapists: How AI breaks ground in bridging the mental health care divide

Despite the bottlenecks, Good Doctor has emerged as a leading B2B2C telehealth provider in Indonesia, boasting partnerships with over 65 insurers, 2,500 corporate partners, and six major third-party administrators (TPAs). It also signed a memorandum of understanding (MOU) with BPJS, Indonesia’s universal healthcare provider, to spearhead digitalisation efforts for BPJS services.

Developing AI-driven tools
The startup is developing AI-driven tools to assist its doctors in enhancing productivity and diagnostic accuracy.

Additionally, there is a notable demand from insurance and corporate partners for preventive health programmes, prompting the company to explore technological advancements necessary for effective delivery.

For instance, algorithms are being developed to enable personalized health plans for individual users based on real-time health data obtained from their wearables.

Investing in innovation
In October 2023, Good Doctor secured US$10 million in a Series A funding round led by MDI Ventures, with participation from its existing investor, Grab. Softbank Vision Fund is also an investor.

Good Doctor is currently in the process of raising fresh funding.

“We plan to utilise those funds to further enhance our technology platform, introduce new products and services, and enhance the overall user experience,” said Wicaksana.

Looking ahead, Good Doctor plans to expand its services, with further details to be announced in the coming months, as well as to target new customer segments.

[(e27)](https://e27.co/one-doctor-for-every-family-good-doctor-wants-to-make-healthcare-accessible-for-all-indonesians-20240507/)

e27-40.png

Good Doctor allows customers to consult doctors online, buy medicines from Health Mall, and book offline doctor appointments at hospital partners

One doctor for every family: Good Doctor wants to make healthcare accessible for all Indonesians

Perusahaan modal ventura (VC) milik Telkom Indonesia, MDI Ventures optimistis tren penyaluran pembiayaan akan tetap tumbuh tahun ini. VP Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko menegaskan pihaknya memiliki sejumlah strategi agar tren pembiayaan tetap bertumbuh di tahun ini. 

"Tren pembiayaan modal ventura masih menunjukkan penurunan tahunan baik secara global maupun di Indonesia. Meskipun demikian, TelkomGroup melalui MDI tetap optimis bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun pertumbuhan dan berencana untuk terus berinvestasi sepanjang tahun," kata Andri kepada KONTAN,  Senin (15/4). 

Untuk diketahui secara industri pada Februari 2024 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pembiayaan modal ventura sempat terkontraksi sebesar 9,35 persen secara tahunan menjadi Rp 16,49 triliun pada Februari 2024 atau turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,19 triliun. 

Maka dari itu untuk menghadapi kondisi yang menantang, Andri menerangkan bahwa pihaknya akan mengutamakan prinsip kehati-hatian dan meningkatkan proses pemeriksaan sebelum berinvestasi kepada startup, guna memaksimalkan potensi keuntungan modal dan nilai sinergi. Namun sayangnya Andri tidak menyebutkan berapa penyaluran pembiayaan modal ventura di MDI hingga Februari 2024.

Lebih lanjut MDI memiliki strategi dalam mendorong pertumbuhan yakni melalui penggalangan dana dengan mitra lokal dan global serta melalui aktivitas sinergi.

Menurut Andri cara itu dilakukan karena melihat pengalaman tahun lalu yaitu sinergi value bersama Startup, TelkomGroup, dan perusahaan BUMN lainnya yang berhasil mencapai Rp3,3 triliun. Selain itu MFI juga akan fokus pada investasi di sektor ESG & AI untuk 2024.

"Tahun ini MDI berencana menerbitkan hingga delapan ESG Impact Report dari portofolio startupnya di berbagai sektor seperti edutech, fintech, agritech, logistics dan healthtech," pungkasnya.

[Kontan](https://keuangan.kontan.co.id/news/ini-strategi-mdi-genjot-penyaluran-pembiayaan-modal-ventura)


1218013540p.jpg

Perusahaan modal ventura (VC) milik Telkom Indonesia, MDI Ventures optimistis tren penyaluran pembiayaan akan tetap tumbuh tahun ini. VP Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko menegaskan pihaknya memiliki sejumlah strategi agar tren pembiayaan tetap bertumbuh di tahun ini. 

Ini Strategi MDI Genjot Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura

The MDI Ventures corporate venture capital arm of Telkom Indonesia is restating its commitment to building a better, more sustainable future. The company’s recent publication of three impact studies demonstrates its dedication to ESG standards. Jointly created with Accenture, these studies shed light on the far-reaching environmental and social consequences of MDI’s holdings.

**Effectual Investments through MDI Ventures**

As part of its innovative “thesis-driven” strategy, MDI Ventures prioritises investments in companies that do more than just make money; they also improve society and the environment. MDI Ventures CEO Donald Wihardja, said, “As a strategic venture capital focusing on creating businesses with positive values, MDI Ventures implements a thesis-driven strategy to ensure that our investments go to startups that not only generate financial gains but also those that have a positive environmental and social impact that benefits society.”

**The Impactful Startups in Our Portfolio**

Across three distinct sectors, the impact reports highlight the remarkable accomplishments of the companies that make up MDI’s portfolio:

Access to healthcare, education, and financial inclusion has been substantially extended in Southeast Asia, particularly in Indonesia, thanks to the groundbreaking healthcare platform SwipeRx. Through chemist participation in sales and community engagement, SwipeRx has had a positive effect on more over 144 million patients. We have also completed twelve public sector initiatives across seven distinct healthcare domains.

More than 900,000 micro, small, and medium firms (MSMEs) across Indonesia have benefitted from the $1.6 billion in essential financial support offered by KoinWorks, a pioneer in Indonesian peer-to-peer lending. This initiative has increased financial inclusion, particularly for low-income communities, and it has also strengthened women-led businesses and created jobs. The dedication of KoinWorks to financial education and digital literacy is a long-term plan that integrates economic development, social responsibility, and environmental protection; it is a key component driving Indonesia’s digital economy.

Aruna (Agriculture): Aruna has reduced the reliance of local fishermen on intermediaries, tripled their revenue, and generated over 5,000 jobs by completely revamping the management of Indonesian fisheries. Aruna takes the preservation of marine biodiversity and the attainment of global sustainability goals very seriously, as evidenced by its participation in significant environmental conservation initiatives including waste management, coral reef restoration, and mangrove replanting.

**An Alliance for Long-Term Sustainability With respect to MDI and Telkom**

Telkom’s Chief Digital Innovation Officer, Fajrin Rasyid, said, “The three impact reports launched by MDI Ventures reflect Telkom’s commitment to a solid plan for long-term sustainability and under ESG principles. We will continue playing our role in shaping a sustainable digital ecosystem, and one way to do this is by supporting startups through MDI Ventures, a part of the TelkomGroup.”

**Maintaining MDI’s Commitment to ESG**

Those portfolio companies who seek long-term success while also making a positive impact on society will be supported by MDI Ventures. “We at MDI Ventures are dedicated to sustainable growth and making a positive impact through our startup portfolio,” the chief executive added. “In 2024, we aim to release a series of comprehensive and in-depth impact reports, highlighting various companies in our portfolio and reflecting our commitment to ESG principles.” In 2024, MDI Ventures will apply its comprehensive impact methodology to all of its investments, building on the success of the three enterprises listed earlier.

The significant studies published by MDI Ventures demonstrate the firm’s dedication to ESG principles. More than just boasting, these reports guide other companies towards their full potential so that they, too, may help ensure a sustainable future for Earth and its inhabitants.

[Marketing in Asia](https://www.marketinginasia.com/mdi-ventures-champions-sustainability-with-impact-reports-showcasing-portfolios-positive-esg-contributions/)

MDI-Ventures-Champions-Sustainability-with-Impact-Reports-Showcasing-Portfolios-Positive-ESG-Contributions.jpg

The company’s recent publication of three impact studies demonstrates its dedication to ESG standards. Jointly created with Accenture, these studies shed light on the far-reaching environmental and social consequences of MDI’s holdings.

MDI Ventures Champions Sustainability with Impact Reports Showcasing Portfolio’s ESG Contributions

Di tengah geliat pertumbuhan ekonomi digital dalam negeri, MDI Ventures berkolaborasi dengan edtech Cakap, menyelenggarakan program bertajuk “Digibiz: UMKM Bangkit Bersama Digital”.

Program ini merupakan program beasiswa pembelajaran digital marketing untuk meningkatkan daya saing pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ditengah tren penggunaan marketplace dan tingginya minat belanja berbasis online di kalangan masyarakat.

Program Digibiz: UMKM Bangkit Bersama Digital ini juga merupakan bentuk tanggung jawab sosial (CSR) kedua perusahaan, yang ditujukan untuk memberdayakan dan mendorong pertumbuhan bisnis UMKM di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah untuk mengasah ilmu digital marketing berikut strategi pemasaran bisnis UMKM melalui media digital.

CFO & Shared Services MDI Ventures Roby Roediyanto, dalam kick off atau upacara pembukaan program CSR yang berlangsung di Jogja pada Kamis (21/12), menyampaikan tingginya antusiasme pelaku UMKM terhadap kegiatan ini.

Ia meyakini bahwa kegiatan ini dapat mendukung pertumbuhan usaha UMKM di wilayah tersebut. “Program ini merupakan bukti nyata penerapan prinsip ESG (Environmental, Social and Governmental) di lingkungan Telkom Group. Kami juga yakin bahwa transformasi digital akan sangat mendukung rekan-rekan UMKM untuk menguasai bidang digital marketing,” ucap Roby, dalam keterangan resmi, Senin (8/1).

Pelatihan interaktif yang akan dimulai pada bulan Januari 2024 dan berlangsung hingga Maret 2024 mendatang, mencakup sejumlah materi seputar pemasaran di media sosial seperti Whatsapp Business, TikTok, Instagram, dan Facebook.

[Katadata](https://katadata.co.id/ujisukma/info/659b920096cbc/mdi-ventures-gandeng-cakap-beri-pelatihan-digital-di-jogja-dan-jateng)


RWP_4657 - Copy.JPG

Program yang diusung MDI Ventures dan Cakap ini merupakan program beasiswa pembelajaran digital marketing untuk meningkatkan daya saing pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

MDI Ventures Gandeng Cakap Beri Pelatihan Digital di Jogja dan Jateng

LotusFlare has announced a strategic technology relationship with T-Mobile to deliver additional business and technical capabilities to T-Mobile wholesale customers using LotusFlare Digital Network Operator® Cloud (DNO™ Cloud).

LotusFlare DNO Cloud is a fully digital platform providing products and services to help companies operate their businesses efficiently. LotusFlare DNO Cloud is a micro-services-based, cloud-native commerce platform designed from the ground up to take advantage of best-in-class, web-scale technologies.

LotusFlare will develop a solution for T-Mobile to simplify the creation and operation of wireless services for consumer or enterprise brands. T-Mobile’s solution, developed by LotusFlare, and leveraging LotusFlare DNO Cloud, will power new customers, driving increased loyalty and engagement of their end-users while creating additional revenue streams.

“LotusFlare is a key collaborator in T-Mobile’s efforts to expand our industry-leading wholesale services and bring a fresh perspective to the space,” said Dan Thygesen, Senior Vice President of T-Mobile Wholesale and head of T-Mobile’s growing wholesale business. “Given their dedication to innovation and cloud-native technology, we are thrilled to team with LotusFlare and bring more solutions to our customers.”

“We are delighted to be selected by T-Mobile Wholesale as a strategic technology collaborator. LotusFlare DNO Cloud will help T-Mobile accelerate its market-leading position,” said Sam Gadodia, CEO and Co-Founder of LotusFlare. “LotusFlare is thankful for its relationship with T-Mobile and looks forward to helping T-Mobile continue to simplify technology and simplify customer experience.”

LotusFlare’s mission is to design, build and continuously advance a digital commerce and monetization platform that simplifies technology and customer experience to deliver valuable outcomes to enterprises. LotusFlare serves Telekom Austria Group (A1), T-Mobile, Globe Telecom, CelcomDigi, Singtel, GOMO, Digicel, re:do and other leading CSPs.

[Telecom Drive](https://telecomdrive.com/lotusflare-t-mobile-partner-to-drive-tech-innovation/)

iStock-14813340671-05-3-scaled.webp

LotusFlare has announced a strategic technology relationship with T-Mobile to deliver additional business and technical capabilities to T-Mobile wholesale customers 

LotusFlare, T-Mobile Partner to Drive Tech Innovation

Indonesian state-owned firm Pertamina’s renewable energy subsidiary, Pertamina NRE, and Telkom Indonesia’s venture capital arm, MDI Ventures, are likely to achieve the first close of their energy fund at $100 million in the first quarter of next year.

The fund will begin to invest in startups after hitting the first close. “We aim to invest in at least three startups next year,” Pertamina NRE’s corporate secretary, Dicky Septriadi, told DealStreetAsia.

Dannif Danusaputro, CEO of Pertamina Power, said the capital raised in the first close will be fully deployed in three years. “In the first year, we will deploy at least $40 million,” he told DealStreetAsia.

The company is exploring potential investments across the renewable energy sector spanning hydrogen, wind, and solar, along with carbon offsets and electric vehicles.

DealStreetAsia had earlier reported that Pertamina NRE will be investing $500 million in an energy fund over a five-year period. Pertamina NRE had signed an agreement with MDI Ventures in October last year to collaborate on the energy fund.

Danusaputro said the company is open to roping in new investors for the fund, including foreign investors. Earlier this year, Abu-Dhabi based renewable energy firm Masdar had picked up a 5% stake in Pertamina Geothermal’s initial public offering (IPO).

According to local media, Pertamina NRE plans to invest $30 billion in renewable energy projects in Indonesia, with around $3 billion to be deployed into electric vehicle projects.

Danusaputro explained that the company is a key player in Indonesian Battery Corporation (IBC), an ecosystem for electric vehicle batteries consisting of MIND ID, Aneka Tambang, and Pertamina.

IBC is estimated to complete the building of an EV battery plant by 2026 in partnership with CATL and LG Energy Solutions. Pertamina NRE also signed an agreement with Electrum, a joint venture between IDX-listed energy firm TBS Energy Utama and tech giant GoTo, last year for a partnership in the electric vehicle industry.

In the long term, Pertamina NRE aims to list on the Indonesia Stock Exchange (IDX), following in the footsteps of other Pertamina subsidiaries. However, the company will prepare its strategy carefully without rushing into an IPO and also create good value for investors, according to Danusaputro.

For MDI Ventures, an Indonesia-based multi-stage venture fund with three unicorns in its portfolio, the partnership with Pertamina marked its foray into clean energy. It also has several thematic funds such as the Agri Fund in collaboration with Pupuk Indonesia; Bio Health Fund in collaboration with Biofarma; TMI Fund in collaboration with Telkomsel Mitra Inovasi; and Impact Fund, which is in its formative stage.

Earlier this year, the firm announced a successor to its early-stage-focused funds Arise and Centauri, both of which are now fully deployed. Called Ascent Fund III, the $200-million new fund will be managed by a new platform called Ascent Venture Group.

[Dealstreetasia](https://www.dealstreetasia.com/stories/pertamina-nre-mdi-ventures-energy-fund-372178)


lightbulb-2631864_1280.webp

Indonesian state-owned firm Pertamina’s renewable energy subsidiary, Pertamina NRE, and Telkom Indonesia’s venture capital arm, MDI Ventures, are likely to achieve the first close of their energy fund at $100 million in the first quarter of next year.

Pertamina NRE-MDI Ventures Energy Fund Likely to Hit First Close at $100m in Q1 2024

PITIK, startup agritech yang hadir dengan misi memodernisasi industri perunggasan di Indonesia, baru saja meluncurkan produk terbarunya yaitu Ayam Susu.

Ayam Susu merupakan ayam premium yang diberi pakan dengan formulasi khusus dari ekstrak susu dan l-Carnitine sehingga menghasilkan daging ayam yang 80% lebih rendah lemak daripada ayam biasa, lebih rendah kolesterol, tinggi protein, serta tekstur daging lebih empuk. "Hadirnya Ayam Susu memungkinkan masyarakat Indonesia mengonsumsi ayam tiap hari dengan tetap menjaga kesehatan keluarga seutuhnya," ungkap CEO dan Co-Founder Pitik Arief Witjaksono, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/11).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menunjukkan data konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia mencapai hampir 8 kg per kapita pada 2021. Angka ini meningkat 7,69% dibandingkan dengan 2020, sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir. "Tingginya kebutuhan masyarakat terhadap konsumsi daging ayam sudah seharusnya diimbangi dengan ketersediaan daging ayam segar dan sehat seutuhnya di pasaran."

"Ini penting untuk mendorong pola makan lebih sehat pada masyarakat dan membantu mereka terhindar dari risiko-risiko penyakit yang terkait pola makan tidak sehat, seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes," terang Arief. Untuk itu, Pitik hadir sebagai solusi yang menawarkan kemudahan bagi masyarakat mengakses protein lebih sehat dan terjangkau. 

“Masyarakat butuh sumber protein di setiap piring makan mereka. Dengan hadirnya Ayam Susu kami harap masyarakat punya alternatif ayam lebih sehat di pasaran karena 80% lebih rendah lemak, rendah kolesterol, bebas suntik hormon pertumbuhan, dan tinggi protein,” terang Arief.

Ayam Susu dapat memenuhi kebutuhan protein keluarga, bisa diolah jadi berbagai menu dan menjadi pilihan yang tepat kala ingin diet sehat. “Kombinasi teknologi modern dari Pitik Smart Farm Technology, inovasi unggul, dan riset mendalam selalu jadi DNA kami untuk menghasilkan produk ayam kualitas premium yang lebih sehat dan empuk," ujarnya.

Meski pada pakan diberi tambahan enzim susu, Ayam Susu dipastikan bebas laktosa sehingga aman dikonsumsi siapapun yang memiliki intoleransi laktosa.

Selain inovasi pakan yang teruji secara ilmiah, Ayam Susu lebih unggul karena dipanen dari peternakan Kawan Pitik, sebutan untuk peternak yang menggunakan Pitik Smart Farm Technology sehingga mendukung transparansi terhadap pakan, vaksin, dan suplemen di dalam peternakan sesuai standar dan anjuran pemerintah.

"Ini jadi penting mengingat masih tingginya kekhawatiran masyarakat atas daging ayam yang disuntik hormon pertumbuhan dan produksi dengan metode yang kurang higienis di pasaran. Ayam Susu juga mendapatkan sertifikasi Halal dari MUI serta teruji standar keamanan produk hewani (Nomor Kontrol Veteriner/NKV),” tutup Arief. 

[Media Indonesia](https://mediaindonesia.com/teknologi/628217/startup-agritech-pitik-luncurkan-inovasi-ayam-susu#google_vignette)


Pitik_Ayam_Susu.jpeg

PITIK, startup agritech yang hadir dengan misi memodernisasi industri perunggasan di Indonesia, baru saja meluncurkan produk terbarunya yaitu Ayam Susu.

Startup Agritech Pitik Luncurkan Inovasi Ayam Susu

WeBuy Global, a Singapore-based social commerce and travel platform, has made its debut on the Nasdaq Capital Market under the symbol WBUY.

The company priced its IPO of 3.8 million ordinary shares at US$4 per share, the low end of its expected range of US$4 to US$6. The offering raised about US$15 million before expenses.

It plans to use the net proceeds from the offering for product development, marketing, and expansion into new markets.

The firm closed October 25 at a share price of US$3.82, giving it a market value of US$197.9 million.

Founded in 2019, WeBuy operates a platform that connects consumers with local merchants and suppliers. It also provides group buying and social sharing services.

As of June 2023, the company has over 10 million registered users and 100,000 active merchants.

According to its May 16 prospectus, WeBuy doubled its revenue to US$44.5 million in its 2022 financial year. The company said that it generates revenue from sales of groceries through its platform and from its new business of selling packaged travel tours, which it launched last year.

Most of the company’s revenue for FY 2022 came from Singapore and Indonesia. Notably, contributions from Indonesia jumped 435.7% compared to the previous year.

WeBuy also made small improvements in net loss and loss from operations in the same period.

In February this year, the firm said it was looking to raise between US$10 million to US$20 million in an ongoing series B round as it looked to double down on the Indonesian market.

[Techinasia](https://www.techinasia.com/webuy-global-raises-15m-nasdaq-ipo)

WEBUY-Team-scaled.jpg

WeBuy Global, a Singapore-based social commerce and travel platform, has made its debut on the Nasdaq Capital Market under the symbol WBUY.

WeBuy Global raises $15m in Nasdaq IPO

Heaptalk, Jakarta — Indonesia-based telehealth startup Good Doctor has obtained new capital in a Series A funding round worth US$10 million (around Rp156 billion) from MDI Ventures and Grab as its existing investor. The company will allocate the fresh injection to amplify strategic partnerships in multiple sectors, covering insurance, corporations, and public institutions.

Chief Executive Officer of Good Doctor, Danu Wicaksana, delivered, “With this capital support, we are eager to make further endeavors in improving and expanding health services in the archipelago. Apart from performing curative initiatives,  the company also plans to implement preventive and health promotion measures aligning with the priority of the Ministry of Health.”

Refers to the latest survey from McKinsey & Company, data reveals a significant change in healthcare behavior among Indonesian people in Q3 2022. Survey results show that more than 70% of people intend to continue utilizing telemedicine services even in the post-pandemic era. In line with existing trends in the company, Danu also observed that Good Doctor users still rely on telemedicine services even after the pandemic.

Founded in 2018, Good Doctor is a joint venture of Grab, SoftBank Vision Fund, and Ping An. In its business development, this telehealth startup has become an independent company, followed by the achievement of Series A funding. The company claimed the progress had empowered teams to make decisions more quickly and adjust to Indonesia’s healthcare landscape.

As is well known, this startup provided online health service via the GrabHealth application since 2019 and has expanded its service through its application. Previously, the Good Doctor service that integrates with the Grab ecosystem focused on the B2C service. Meanwhile, Good Doctor implements a B2B health service scheme in its independent application.

Good Doctor has partnered with 2,500 corporations and more than 55 insurance companies. On the other hand, the startup also has connections with more than 2,500 doctors and 4,000 dispensaries. In February 2023, this telehealth startup ceased business operations in Thailand and was determined to strengthen its business in the archipelago. For this reason, the team targets to reach profitability in the coming 18 months ahead.

“We recognized the fantastic progress of Good, with the resilience of its robust business model, specifically in the corporation segment. Their dedication to providing accessible, high-quality healthcare services utilizing technology has attracted our attention for significant growth potential.” Chief Executive Officer of MDI Ventures, Donald Wihardja, admitted.

Supporting-Image-for-PR-2-1024x536-1.webp

Good Doctor has partnered with 2,500 corporations and more than 55 insurance companies, linking with 2,500 doctors and 4,000 dispensaries.

Seizing US$10 Million in Funds, Good Doctor to Achieve Profitability in Coming 18 Months

MDI Ventures, CVC dari PT Telkom Indonesia, meluncurkan dokumen Whitepaper berjudul “How Large Enterprise Can Enter CVC” yang membahas peran penting CVC untuk menghasilkan laba dari investasi dan mendorong sinergi startup dan perusahaan secara dua arah.

Direktur Digital Business Telkom, Muhammad Fajrin Rasyid menjelaskan, “Telkom Indonesia senantiasa berkomitmen untuk mendorong inovasi teknologi dalam lanskap digital Indonesia melalui lini CVC kami, yakni MDI Ventures yang berdiri sejak tahun 2016. Dengan salah satu fokus MDI untuk menjembatani kolaborasi antara BUMN, perusahaan, dan startup digital, kami berharap peluncuran Whitepaper ini dapat menjadi referensi utama yang bermanfaat untuk semua pihak yang tertarik memasuki lanskap CVC”.

Salah satu paparan menarik dari Whitepaper MDI Ventures menunjukkan bahwa kehadiran startup – walaupun menyebabkan disrupsi untuk bisnis konvensional – sebetulnya menawarkan potensi menarik untuk bersinergi dengan perusahaan konvensional yang lebih mapan.

Misalnya, investasi MDI Ventures terhadap startup Privy yang memiliki spesialisasi sebagai Startup penyedia layanan tanda tangan dan identitas digital. Teknologi Privy diadopsi dan diintegrasikan ke seluruh bisnis Telkom Group hingga membuat proses secara keseluruhan lebih cepat, lebih efisien, dan lebih aman.

Perusahaan portofolio MDI Ventures lainnya, Zenlayer, startup penyedia layanan cloud yang berpusat di Los Angeles, Mumbai, dan Singapura, turut menjalin kemitraan strategis dengan Telin untuk menyediakan layanan IP Transit dan collocation.

Jaringan global Zenlayer dan keahlian Telin dalam infrastruktur telekomunikasi menciptakan sinergi yang kuat, memberikan solusi konektivitas yang lebih canggih untuk pelaku bisnis di seluruh dunia. Sejak tahun 2017, Zenlayer dan Telin telah berkolaborasi dengan edge data center dan layanan jaringan cloud.

Investasi dari CVC menawarkan beberapa keunggulan bagi startup. Pertama, di kebanyakan kasus, startup bisa mengakses sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang notabene lebih mapan.

Sumber daya ini bisa berupa aset, keahlian, data, ataupun koneksi bisnis. Kedua, investasi CVC memiliki kredibilitas tinggi, sehingga dapat meningkatkan tingkat kepercayaan investor eksternal terhadap potensi pertumbuhan startup. Tidak hanya itu, investasi CVC juga membuka lebih banyak kesempatan exit bagi startup, misalnya dengan akuisisi ke perusahaan induk CVC.

“Whitepaper ini merupakan yang pertama di Indonesia yang menyediakan paparan komprehensif terkait peran CVC di era ekonomi digital. Kami berharap, dengan semakin meluasnya wawasan terkait CVC, maka akan semakin banyak perusahaan serta startup yang menjalin sinergi dengan skema tersebut, terutama karena tren ini juga sejalan dengan fenomena global,” tambah Muhammad Fajrin Rasyid.

Di sisi lain, CVC juga bisa meraup keuntungan seperti: integrasi teknologi dan keahlian baru, membuka keran pendapatan baru di luar bidang bisnis inti, serta potensi imbal balik yang signifikan dari investasi (return on investment). Untuk membantu perusahaan yang tertarik untuk mengeksplorasi investasi melalui CVC, Whitepaper MDI Ventures pun memberikan checklist serta langkah-langkah untuk memulai pendirian CVC.

[Kontan.co.id](https://pressrelease.kontan.co.id/news/terbitkan-whitepaper-mdi-ventures-paparkan-peran-penting-cvc-di-era-ekonomi-digital)

MDI Ventures-01.png

MDI Ventures, CVC dari PT Telkom Indonesia, meluncurkan dokumen Whitepaper berjudul “How Large Enterprise Can Enter CVC” yang membahas peran penting CVC untuk menghasilkan laba dari investasi

Terbitkan Whitepaper, MDI Ventures Paparkan Peran Penting CVC di Era Ekonomi Digital

DIGITALISASI yang semakin masif paska pandemi Covid-19 telah mengubah cara hidup manusia dalam berbagai aspek. Tidak terkecuali di bidang pendidikan khususnya perguruan tinggi.

Dalam rangka menciptakan sistem otomatisasi pencatatan dan standarisasi kehadiran mahasiswa melalui continuous-face recognition, Institut Teknologi Del (IT Del) melakukan Perjanjian Kerjasama dengan PT Privy Identitas Digital (Privy), Jumat (22/9).   

Penandatangan tersebut dilakukan pada kegiatan Inagurasi Mahasiswa Baru XXIIII dan Dies Natalis XXII yang mengangkat tema “Fostering Collaboration and Innovation towards Research Excellence” di Sitoluama, Toba, Sumatra Utara. 

“Pandemi telah menciptakan kebiasaan baru yang tak dapat dilepaskan dari digitalisasi, dimana dunia menjadi semakin terkoneksi dan demokratisasi terjadi hampir di segala bidang. Diperlukan tata kelola yang baik serta kedisiplinan dalam menghadapi situasi tersebut," ungkap Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI, Rionald Silaban melalui keterangan tertulis, Sabtu (23/9).

Salah satu aspek penting dalam tata kelola perguruan tinggi adalah verifikasi identitas untuk memastikan bahwa akses masuk dan keluar lingkungan kampus dapat dikontrol demi keamanan dan juga akuntabilitas mahasiswa. 

Proses verifikasi juga terus berubah seiring dengan pembaruan teknologi, termasuk dengan memindai (scan) kartu identitas yang dimiliki tiap mahasiswa. Meskipun demikian, masih terdapat risiko kehilangan kartu dan penyalahgunaan kepemilikan identitas pada proses tersebut.   

Dalam rangka memitigasi risiko yang terjadi, Privy bersama IT Del berkolaborasi menciptakan sistem otomatisasi pencatatan dan standarisasi kehadiran mahasiswa. 

Melalui penerapan teknologi continuous-face recognition berbasis identitas digital Privy yang terverifikasi dan telah berinduk ke Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

“Melalui user-centric digital identity, kita dapat menghindari penyalahgunaan dan pencurian identitas. Identitas digital yang diterbitkan oleh Privy berbasis sertifikat elektronik, dimana identitas pengguna telah terlebih dahulu diverifikasi berdasarkan data kependudukan di Ditjen Dukcapil, Kemendagri," ujar CEO & Founder Privy, Marshall Pribadi. 

Sebagai Penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE) yang telah berinduk ke Kemenkominfo, Privy sudah memverifikasi lebih dari 42 juta pengguna individu di Indonesia dan dipercaya oleh lebih dari 2.600 perusahaan. 

Lebih  dari 100 juta dokumen telah ditandatangani secara digital melalui Privy. Selain didukung dengan infrastruktur teknologi yang canggih, pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) tetap menjadi aspek terpenting dalam tata kelola perguruan tinggi.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie mengatakan, SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) perlu dikembangkan pada generasi masa depan. 

"Salah satu pilar Generasi Indonesia Emas adalah pengembangan SDM unggul yang menguasai iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Tidak ada satupun negara maju di dunia ini yang tidak menguasai iptek," ungkap Ilham.   

Sejalan dengan hal ini, Luhut Binsar Panjahitan selaku Ketua Pembina Yayasan Del menegaskan pentingnya penguatan kapasitas SDM yang unggul dan adaptif terhadap perkembangan digital melalui pendidikan tinggi. 

"Saya ingin menekankan penguatan kapasitas SDM dalam menghadapi kondisi ekonomi-politik global saat ini. Sehubungan dengan perkembangan teknologi seperti AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan), mahasiswa harus dapat menyikapinya dengan tepat, memaksimalkan potensinya namun tetap waspada terhadap risiko yang ada," ujar Luhut.

Pada acara Inagurasi tersebut sebanyak 483 mahasiswa baru IT Del yang berasal dari berbagai provinsi mulai dari Sumatra Utara sampai dengan Papua Pegunungan secara resmi dikukuhkan. Acara juga turut dihadiri oleh Ketua Yayasan Del Ibu Intan Simanjuntak. 

Kampus IT Del juga memperingati Dies Natalis yang ke-22 dengan harapan dapat terus maju menjadi institusi pendidikan berbasis riset yang unggul melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, baik di dalam ataupun luar negeri.

[Media Indonesia](https://mediaindonesia.com/teknologi/616001/it-del-dan-privy-ciptakan-sistem-verifikasi-identitas-digital-mahasiswa)

IT Del dan Privy Ciptakan Sistem Verifikasi Identitas Digital Mahasiswa.jpeg

DIGITALISASI yang semakin masif paska pandemi Covid-19 telah mengubah cara hidup manusia dalam berbagai aspek. Tidak terkecuali di bidang pendidikan khususnya perguruan tinggi.

IT Del dan Privy Ciptakan Sistem Verifikasi Identitas Digital Mahasiswa

**JAKARTA,investor.id**- MDI Ventures dan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) yang merupakan anak usaha dari PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom), menjalin kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika mempersembahkan _Partner Day_ HUB.ID x Nex-BE Fest 2023 yang mengangkat tema “_Fostering Synergy Network for Stronger Digital Economic Growth_”.

Nex-BE Fest (Next Billion Ecosystem Festival) merupakan acara tahunan dari MDI Ventures dan TMI yang bertujuan untuk menjembatani peluang solusi digital dan sinergi baru dari startup digital ke dalam ranah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan berbagai unit bisnis di lingkungan Telkom Group.

Tahun ini, Acara HUB.ID x Nex-BE Fest 2023 sendiri dihadiri oleh 500 peserta, baik dari sektor privat, universitas, BUMN, dan lini bisnis Telkom Group yang mengikuti _match-making_ dengan startup di portofolio MDI Ventures, TMI, dan HUB.ID. Hasilnya, ada sekitar 750 sesi _match-making_ yang menghubungkan 80 peserta startup dan 80 mitra bisnis yang hadir dalam total 12 sesi.

“Dengan mengusung tema Fostering Synergy Networks, para startup dan perusahaan BUMN dan swasta peserta HUB.ID x Nex-BE Fest 2023 dapat melakukan eksplorasi mendalam untuk memahami kebutuhan bisnis masing- masing, sekaligus bertukar solusi sesuai dengan kapabilitas yang mereka miliki,” kata Donald Wihardja, CEO MDI Ventures dalam keterangan persnya, Jumat (15/9/2023).

Potensi kolaborasi strategis antara BUMN dan startup terwujud dalam penandatanganan proyek baru dari kedua belah pihak.

Dalam acara tersebut, terdapat pula beberapa sinergi menarik seperti Cakap & PT Metra-Net yang menandatangani kerjasama pemasaran _referral_. Lalu, FitAja dan Admedika yang bekerjasama dalam pengembangan ekosistem digital kesehatan.

Selanjutnya, Opsigo dan Kimia Farma yang bersama mengelola kebutuhan pariwisata korporasi, serta Privy dan Telkomsel MSight yang mengembangkan solusi tanda tangan digital untuk sektor perusahaan, hingga RunSystem dan Telkom Property yang menunjang pengimplementasian Enterprise Resource Planning (ERP).

“Kami turut bangga terhadap bentuk kolaborasi dengan Kominfo pada tahun ini melalui HUB.ID X NEX-Be Fest 2023, sehingga Telkom Indonesia melalui MDI Ventures dan TMI dapat menggali potensi sinergi dan ide-ide inovatif yang diharapkan dapat memberi dampak yang real dan signifikan bagi ekonomi digital Indonesia,” tambah Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business Telkom.

Penyelenggaraan HUB.ID x Nex-BE Fest 2023 juga dimeriahkan dengan malam penganugerahan bagi sinergi terbaik yang berhasil terjalin. Pemenang untuk kategori The Best Synergy Collaboration diraih oleh Opsigo dan Mitra Tours (Patrajasa Pertamina) untuk mengelola kebutuhan pariwisata korporasi.

Kolaborasi yang telah berjalan selama lebih dari satu tahun ini memiliki nilai sinergi sebesar Rp7,6 miliar dan menguntungkan kedua belah pihak. Sementara itu, penghargaan The Best Synergy Performance diraih oleh Telkomsel (dari perwakilan Business Partner) dan Zenlayer (dari perwakilan Startup). Keduanya berhasil menjalankan lebih dari tiga proyek sinergi dengan jumlah nilai lebih dari Rp1,5 triliun per tahun.

Lebih jauh, pemerintah Indonesia terus mendorong BUMN dari berbagai sektor untuk menggali peluang sinergi, kolaborasi, dan inovasi dengan _startup_. Hingga saat ini, baru tercatat lima BUMN yang memiliki perpanjangan tangan modal ventura dan aktif berinvestasi di _startup_ lokal.

Ajang berkelanjutan seperti Nex-BE diharapkan dapat mendorong perusahaan BUMN lainnya untuk memperluas pengembangan bisnisnya melalui proses sinergi dengan _startup-startup_ yang berpotensial, agar dapat mendukung perkembangan ekonomi digital Indonesia.

[Investor.ID](https://investor.id/business/340680/ajang-hubid-x-nexbe-fest-2023-hasilkan-750-potensi-sinergibumn-dan-startup)

Ajang HUB.ID x Nex-BE Fest 2023 Hasilkan 750 Potensi Sinergi BUMN dan Startup.webp

JAKARTA,investor.id- MDI Ventures dan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) yang merupakan anak usaha dari PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom), menjalin kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika mempersembahkan Partner Day HUB.ID x Nex-BE Fest 2023 yang mengangkat tema “Fostering Synergy Network for Stronger Digital Economic Growth”.

Ajang HUB.ID x Nex-BE Fest 2023 Hasilkan 750 Potensi Sinergi BUMN dan Startup

Arise and Centauri, two Indonesia-based VC funds, have merged to become Ascent Venture Group. The new entity is raising US$200 million to invest in 25 early-stage startups in the country.

Ascent has also announced Central Capital Ventura – the VC arm of Indonesian bank BCA – is joining as an ecosystem partner.

“Our goal was to consolidate our resources and network of ecosystems to build a platform of exponential value that can strengthen our ‘thesis-driven’ strategy and provide significant product-market fit support,” said Aldi Adrian Hartanto, managing partner at Ascent.

Hartanto was previously a partner at Arise. Ascent has three other managing partners: Kenneth Li of Centauri, Hans De Back (previously of Finch Capital), and Eric Yoo of KB Investment.

For the new Ascent fund, the team is targeting companies in the areas of MSME enablement, financial services digitalization, and NEO consumer products focusing on sectors like climate and healthcare.

Ascent’s two predecessor funds were joint ventures between MDI Ventures, the corporate VC arm of Indonesia’s Telkom, with KB Investment (Centauri) and Finch Capital (Arise).

Hartanto added that Ascent’s relationship with the likes of MDI Ventures and KB Investment enables it to support its portfolio with later-stage capital.

Arise and Centauri, which are fully deployed, have invested in a total of 30 companies. This includes insurtech company Qoala, social commerce startup Evermos, and logistics provider Paxel.

[TechinAsia](https://www.techinasia.com/indonesian-vc-funds-arise-centauri-merge-ascent-venture-group)

Indonesian VC funds Arise, Centauri merge to form Ascent Venture Group.webp

Arise and Centauri, two Indonesia-based VC funds, have merged to become Ascent Venture Group. The new entity is raising US$200 million to invest in 25 early-stage startups in the country.

Indonesian VC funds Arise, Centauri merge to form Ascent Venture Group

The International Finance Corporation (IFC) and Amartha, an Indonesian microfinance fintech platform, have developed an innovative funding solution to boost access to finance for women-owned microenterprises. Utilizing capital market techniques, the agreement, announced today, creates a platform that will enable Amartha to tap financing, including from offshore impact investors, that could be scaled up to $206 million.

To establish the platform, IFC, the private sector arm of the World Bank, has committed funds from its own account as a cornerstone investor and aims to mobilize the balance from reputed international investors. By boosting access to finance for microenterprises, part of Indonesia's micro, small and medium sized (MSME) sector, IFC and Amartha will be supporting businesses that collectively employ tens of millions of people and make a key contribution to Indonesia's economy. The agreement is also seen as having the potential to deepen Indonesia's capital markets by providing a demonstration effect that could spur similar investments in the future.

Amartha is a pioneer in building financial infrastructure and driving financial inclusion for grassroots communities and contributes to balancing the economic development of non-Java regions and rural communities with over 70 percent of its loans underwritten outside Java. The initiative announced today is expected to address the financing gaps for ultra-microenterprises in some of the most underserved segments and geographies of the country, given Amartha's primary focus on women microenterprises in rural areas outside Java where financing gaps are the widest.

"We are grateful to have a strategic collaboration with the IFC," said **Andi Taufan Garuda Putra, Founder and CEO of Amartha**. "Amartha's technology and our digital financial infrastructure were built to close the MSME financing gap. The digital economy market share in Indonesia is approximately 40 percent of total digital economy transactions in ASEAN. This is where Amartha's business model aligns with the government's goal of achieving digital financial inclusion. With this partnership, we can go the extra mile to reach remote villages and women led MSMEs".

Women-owned businesses make up a significant proportion of Indonesia's MSME sector which accounts for 97 percent of the nation's total workforce, but which faces a financing gap estimated at $21.2 billion. The finance gap is even wider for ultra-microenterprises, of which it's estimated there are 44 million operating in Indonesia. These businesses do not have access to finance from commercial banks and typically rely on funding from informal sources such as money lenders, friends and family. Within this segment, the financing gaps are the widest among female microentrepreneurs and especially those operating outside Java.

"We are proud to be part of this pioneering initiative that not only provides an innovative structure and sustainable financing solution to a key and yet underserved sector of the economy, but also deepens Indonesia's capital markets," said **Riccardo Puliti, IFC Regional Vice President for Asia and the Pacific**. "The financing gap faced by female entrepreneurs in Indonesia – who are crucial to the overall economy – widened because of the COVID-19 pandemic which saw women overwhelmingly bear the load of greater domestic and childcare pressures. This partnership is a win for women and a win for the economy."

The partnership between IFC and Amartha is also expected to make an important contribution to digital financing in the country. The expected outcomes are aligned with IFC's focus in Indonesia and the strategic priorities of the Government of Indonesia which include promoting the digital economy. IFC will also support Amartha in establishing its environmental and social (E&S) management framework to mitigate E&S risks as well as knowledge to help strengthen responsible finance practices as well as undertake greater social financing.

**About Amartha**
PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) was established in 2010 as a microfinance company. In 2016 Amartha transformed into a financial technology company and is licensed under the supervision of the Financial Services Authority (Otoritas Jasa Keuangan - OJK). Amartha is a prosperity platform company on a mission to bring inclusive digital financial services to grassroots communities and the world through technology, inclusivity, and sustainability. Amartha has disbursed the working capital of more than 12 trillion rupiah to over 1.6 million women-led SMEs in 55,000 villages in Indonesia. Amartha brings a new concept of lending and borrowing money. For underserved MSMEs in rural areas, Amartha provides access to capital. For lenders, our platform represents MSMEs as an alternative investment instrument that is profitable and impactful. For villages, Amartha strengthens the informal economy, reduces income inequality, and alleviates poverty. For more information, please visit  [www.amartha.com](https://www.amartha.com/) or you can download the Amartha application via [Google Play Store](https://play.google.com/store/apps/details?id=com.amartha.investor) for android and [App Store](https://apps.apple.com/id/app/amartha-microfinance/id1473584695) for iOS.

**About IFC**
IFC — a member of the World Bank Group — is the largest global development institution focused on the private sector in emerging markets. We work in more than 100 countries, using our capital, expertise, and influence to create markets and opportunities in developing countries. In fiscal year 2023, IFC committed a record $43.7 billion to private companies and financial institutions in developing countries, leveraging the power of the private sector to end extreme poverty and boost shared prosperity as economies grapple with the impacts of global compounding crises. For more information, visit [www.ifc.org](https://www.ifc.org/en/home)

[International Finance Corporation](https://pressroom.ifc.org/all/pages/PressDetail.aspx?ID=27743)

IFC and Amartha Partner to Support Women-owned Microenterprises in Indonesia.jpg

The International Finance Corporation (IFC) and Amartha, an Indonesian microfinance fintech platform, have developed an innovative funding solution to boost access to finance for women-owned microenterprises. Utilizing capital market techniques, the agreement, announced today, creates a platform that will enable Amartha to tap financing, including from offshore impact investors, that could be scaled up to $206 million.

IFC and Amartha Partner to Support Women-owned Microenterprises in Indonesia

Lima perusahaan modal ventura (corporate venture capital/CVC) dari BUMN, yaitu Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures dari Telkom Group, BRI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), dan BNI Ventures, menandatangani perjanjian partisipasi Merah Putih Fund (MPF) di Ballroom Telkomsel Smart Office, Jakarta Selatan, Senin (4/9).

Kelimanya bersinergi menghimpun dana awal Merah Putih Fund sebesar 300 juta dolar AS atau setara Rp 4,3 triliun untuk disuntik ke perusahaan rintisan (startup) dalam negeri calon bergelar unicorn atau soonicorns (soon to be unicorns).

“MPF memberikan alternatif pendanaan startup pada tahap akhir, terutama bagi startup yang siap melakukan ekspansi sebelum mencapai valuasi miliaran dolar (AS) atau startup growth stage dengan valuasi melebihi 100 juta dolarAS,” ujar Eddi Danusaputro, Ketua PMO Merah Putih Fund sekaligus CEO dari BNI Ventures, Senin (4/9).

“Selain itu, MPF memiliki tiga kriteria utama yang wajib dipenuhi, yaitu seluruh tim pendiri adalah warga negara Indonesia, kehadiran operasional yang signifikan di Indonesia, dan memiliki rencana exit– meskipun tidak terbatas pada– melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau bursa regional, hingga membuka potensi merger dan akuisisi dengan swasta nasional.”

MPF sendiri merupakan inisiatif strategis dari lembaga pendanaan gabungan BUMN untuk startup yang mendapat dukungan penuh dari Menteri BUMN Erick Thohir dan diresmikan Presiden Indonesia Joko Widodo pada tanggal 17 Desember 2021 lalu.

MPF diharapkan bisa menjadi platform untuk mendukung akselerasi startup lokal yang berpotensi menjadi unicorn atau nilai valuasinya tembus 1 miliar dolar AS melalui kolaborasi bisnis dan modal, dan juga membangun sinergi potensi solusi digital di berbagai sektor.

CEO MDI Ventures, Donald Wihardja, mengatakan kehadiran Merah Putih Fund akan menekankan pada peran strategis dalam menjembatani antara startup dengan korporasi melalui kegiatan sinergi, khususnya dengan ekosistem bisnis terbesar di Indonesia yaitu ekosistem BUMN.

“Sebagai Active Investor, MPF juga mendorong proses penciptaan nilai melalui pengembangan bisnis pada Investees. Hal ini menjadikan MPF tidak hanya menjadi dana kelolaan, tetapi juga memiliki peran penting dalam mendorong percepatan digital dan menciptakan lingkungan investasi yang lebih kondusif di Indonesia,” katanya.

Seiring dengan pendanaan ini, investor strategis dan BUMN tambahan diperkirakan akan bergabung pada penutupan kedua, diikuti dengan penutupan ketiga yang akan membuka pintu bagi partisipasi sektor.

Adapun MPF memiliki komitmen besar dalam penerapan tata kelola yang baik (GCG) dalam kegiatan pengelolaan Dana Ventura. MPF berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kementerian BUMN, OJK, Amvesindo, BPK RI dan Jamdatun. MPF bisa menjadi langkah strategis untuk mendukung perkembangan teknologi dan industri modal ventura di Indonesia.

Secara khusus, MPF menjalin kerja sama pendampingan hukum dengan Jamdatun terkait pengelolaan aset BUMN, dalam hal ini Dana Ventura Merah Putih Fund. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam setiap kegiatan MPF, sehingga dapat membangun kepercayaan publik, investor, dan pemangku kepentingan terkait. Pada akhirnya, hal ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bisnis MPF dan startup yang dikelola MPF.

[Kumparan](https://kumparan.com/kumparantech/5-venture-capital-bumn-suntik-rp-4-3-t-untuk-startup-lokal-via-merah-putih-fund-217eBU0eO2d/full)




IMG_5755 (1).jpg

Lima perusahaan modal ventura dari BUMN, yaitu MDI Ventures dari Telkom Group, Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, dan BNI Ventures, menandatangani perjanjian partisipasi Merah Putih Fund (MPF) di Ballroom Telkomsel Smart Office, Jakarta Selatan, Senin (4/9).


5 Venture Capital BUMN Suntik Rp 4,3 T untuk Startup Lokal via Merah Putih Fund

[Superbank](https://www.superbank.id/en), the Indonesia-based digital bank backed by Emtek Group, Grab, and Singtel, has announced a strategic partnership with peer-to-peer lending firm [Amartha](https://amartha.com/personal/microfinance-marketplace/?campaignid=1337985086&adgroupid=93404285930&keyword=amartha&gclid=Cj0KCQjwoK2mBhDzARIsADGbjeoeEjXW0ctyUT3RHp6TYxxx36JGaSoqNOTUg9ih_OKTpee8ysnr2i8aAuAOEALw_wcB).

With this partnership, Superbank aims to provide working capital loans to more than 1 million women microentrepreneurs served by Amartha. Both companies also look to combine their tech assets and expertise to simplify the loan application process, said [Julie Fauzie](https://id.linkedin.com/in/julie-fauzie-7304863a?original_referer=https%3A%2F%2Fwww.techinasia.com%2F), Amartha’s chief funding officer.

Previously, Superbank [collaborated](https://www.techinasia.com/superbank-partners-home-credit-aid-underbanked-indonesians) with consumer finance firm Home Credit to provide working capital loans that the latter distributed.

According to the Ministry of Cooperatives and SMEs, Indonesia currently has [64 million MSMEs](https://setkab.go.id/teten-masduki-g20-buka-peluang-peningkatan-wirausaha-perempuan-lewat-inklusi-bisnis/), contributing up to 60% of its gross domestic product. Around half of these MSMEs are led by women.

To date, Amartha has disbursed over US$800 million in working capital loans to 1.6 million SMEs in Indonesia, majority of which are led by women. In June, it [raised](https://www.techinasia.com/id-fintech-firm-amartha-raises-100m-from-us-debt-provider) US$100 million in debt financing from US-based Community Investment Management.

Superbank, previously known as Bank Fama, was [acquired](https://www.techinasia.com/emtek-group-acquire-bank-fama) by Emtek Group in 2021. A few months later, Grab and Singtel [bought](https://www.techinasia.com/singtel-bank-fama-international) minority shares in Superbank for US$70 million.

[Tech in Asia](https://www.techinasia.com/superbank-amartha-team-offer-working-capital-loans-1-million-women)

Superbank, Amartha team up for women-focused working capital loans.webp

Superbank, the Indonesia-based digital bank backed by Emtek Group, Grab, and Singtel, has announced a strategic partnership with peer-to-peer lending firm Amartha.

Superbank, Amartha team up for women-focused working capital loans

In the era of rapid digital transformation, the world is witnessing an unprecedented surge in the demand for seamless connectivity. Subsea cable services have emerged as a crucial element in this digital revolution, as they serve as the backbone of global data transmission. As the digital landscape continues to evolve, Telin and Zenlayer, a leading hyperconnected cloud services provider, have joined forces to leverage their combined expertise and technologies in a collaborative effort to bolster subsea cable services in the Asia Pacific

**Strengthening Connectivity in the Indo-Pacific**

The Asia Pacific region has become a hotbed for the internet economy, creating a pressing need for robust connectivity solutions. Telin, a key player in the telecommunications industry, is dedicated to optimizing its global infrastructure to meet the surging market demands. This collaboration aims to enhance their subsea cable services, particularly in Asia Pacific, to address the growing requirements of carriers, hyper-scaler, and global enterprises. This movement aligns with Telin’s commitment to be the digital infrastructure and platform partner of choice for enterprises and hyper-scaler growth in Asia Pacific.

Zenlayer, known for its extensive global scale and advanced technology, will complement Telin's competitiveness. The combination of Telin's substantial investments in subsea cables and Zenlayer's cutting-edge digital service delivery will create a powerful synergy for digital transformation in the region. As businesses increasingly seek to expand globally into Southeast Asia, this partnership promises to offer a new level of connectivity and user experience.

The collaboration between Telin and Zenlayer marks a significant milestone in their long-standing relationship. Building on their earlier collaborations in edge data centers and cloud networking services in 2017, this alliance will solidify Zenlayer's position as the leading edge cloud services provider in the region. Earlier this year, MDI Ventures — the investment arm of Telkom Indonesia — led a successful round of investment in Zenlayer, further strengthening their partnership and commitment to the region.

Zenlayer's strong presence in Southeast Asia, with 62 edge nodes and strategic partnerships, highlights its dedication to serving the world’s fast-growing economic regions. The company’s high-performance computing and networking services empower global businesses to tap into the immense potential of Southeast Asia and the Asia Pacific.

With digital transformation accelerating, Telin's collaboration with Zenlayer marks a pivotal moment for subsea cable services in the Indo-Pacific region. It will revolutionize the way submarine cable is activated and delivered to customers. Together, we bring forth a comprehensive suite of on-demand cloud networking services that promise to elevate user experiences to new heights.

As they continue to pave the way for a digitally transformed future, Telin and Zenlayer stand ready to usher in a new era of connectivity, making the world a smaller and better-connected place than ever before.

**Find Out More**

As the digital landscape continues to evolve in Southeast Asia, the submarine cable remains a critical enabler for businesses and content creators seeking to engage with a growing audience and secure a prominent position in this dynamic market.

So, If you are looking for high-quality, reliable global connectivity, Telin's submarine cable service is available today for you. Please visit our website at [www.telin.net](www.telin.net) for more detailed information about Telin submarine cables or email us at [marketing@telin.net](marketing@telin.net)

Our expert team is happy to discuss your needs and recommend solutions to optimize your global connectivity, leveraging our extensive submarine cable network.

[Telin](https://blog.telin.net/en/blog/empowering-the-digital-future-telin-and-zenlayer-unite-for-unrivalled-subsea-cable-services-in-the-indo-pacific)



Telin Banner Newsletter Banner-2-1.jpg

In the era of rapid digital transformation, the world is witnessing an unprecedented surge in the demand for seamless connectivity. Subsea cable services have emerged as a crucial element in this digital revolution, as they serve as the backbone of global data transmission. As the digital landscape continues to evolve, Telin and Zenlayer, a leading hyperconnected cloud services provider, have joined forces to leverage their combined expertise and technologies in a collaborative effort to bolster subsea cable services in the Asia Pacific

Empowering the Digital Future: Telin and Zenlayer Unite for Unrivalled Subsea Cable Services in the Indo-Pacific

CEO BUMN Track SH Sutarto (kedua kiri) dan Chief of Business Officer Cakap Jonathan Mario Dharmasoeka (kedua kanan) disaksikan Pemimpin Redaksi BUMN Track Akhmad Kusaeni (kanan) berbincang usai menandatangani nota Kesepahaman (MOU) penyediaan platform pembelajaran bagi kalangan BUMN dalam peningkatan keterampilan dan pelatihan berkualitas untuk upskilling kompetensi karyawan di Jakarta, Kamis (13/07/2023). Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatan keterampilan dan pelatihan berkualitas untuk upskilling kompetensi karyawan khususnya bagi kalangan BUMN. BUMN Track adalah penyedia jasa publikasi media terkemuka tentang BUMN yang sudah terakreditasi di Dewan Pers, sedangkan Cakap adalah startup pengembang aplikasi edukasi teknologi asal Indonesia yang fokus pada pendidikan dua arah secara daring.

[BUMN Track](https://bumntrack.co.id/btrack-academy-dan-cakap-teken-kerjasama-e-learning-untuk-bumn/)

bumn-track-cakap5-1536x1023.jpg

CEO BUMN Track SH Sutarto (kedua kiri) dan Chief of Business Officer Cakap Jonathan Mario Dharmasoeka (kedua kanan) disaksikan Pemimpin Redaksi BUMN Track Akhmad Kusaeni (kanan) berbincang usai menandatangani nota Kesepahaman (MOU) penyediaan platform pembelajaran bagi kalangan BUMN dalam peningkatan keterampilan dan pelatihan berkualitas untuk upskilling kompetensi karyawan di Jakarta, Kamis (13/07/2023). Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatan keterampilan dan pelatihan berkualitas untuk upskilling kompetensi karyawan khususnya bagi kalangan BUMN. BUMN Track adalah penyedia jasa publikasi media terkemuka tentang BUMN yang sudah terakreditasi di Dewan Pers, sedangkan Cakap adalah startup pengembang aplikasi edukasi teknologi asal Indonesia yang fokus pada pendidikan dua arah secara daring. Cakap merupakan upskilling platform No.1 di Indonesia dengan lebih 3 juta peserta pelatihan terdaftar.

Btrack Academy Dan Cakap Teken Kerjasama E-Learning Untuk BUMN

Alodokter, Indonesia’s leading digital health platform, has announced the successful acquisition from Marubeni Corporation of Diary Bunda, a popular pregnancy tracking app for mothers and expectant women across Indonesia.

The acquisition is part of Alodokter’s mission to further strengthen its suite of healthcare services, aiming to provide high-quality healthcare solutions for both patients and doctors. It connects more than 30 million monthly active users to over 100,000 doctors offering a range of services including medical information, online consultations and hospital integrations. Alodokter also disclosed that it has received an additional investment from the Marubeni Corporation to support its growth and impact on healthcare in Indonesia.

“Diary Bunda’s full fledged pregnancy experience and strong user base make it the perfect addition to Alodokter’s healthcare portfolio. Our mission has always been to empower the Indonesian population with comprehensive health solutions that are both accessible and personalised,” said Suci Arumsari of Alodokter. “With Diary Bunda under our umbrella, we can offer an enhanced service to millions of mothers and expectant women, giving them the vital healthcare information and services they need at their fingertips.”

Diary Bunda has gained significant popularity with Indonesian mothers since its founding in 2022, providing personalised pregnancy and baby growth tracking, educational content and womens’ community forums. The app’s acquisition will further cement Alodokter’s position as a market leader in digital health solutions, particularly for women’s and children. 

The app was formerly a subsidiary of the Marubeni Corporation, an international Japanese group conducting importing, exporting (including third country trading) and domestic businesses across wide-ranging fields from lifestyle and forest products to aerospace and finance.

“We are delighted to continue our partnership with Alodokter and support their commitment to enhancing healthcare access in Indonesia,” commented Eisuke Kamide, General Manager of Healthcare and Medical Business in Marubeni. “We believe in Alodokter’s vision of providing high-quality, user-friendly digital health solutions and are excited to see the further growth and innovation this partnership will bring.”

Moving forward, Alodokter plans to fully integrate their existing offerings with Diary Bunda, creating a seamless user experience. As part of the integration, Alodokter will continue to improve on and expand the features available on Diary Bunda, ensuring it remains a reliable and comprehensive resource for its community of mothers. For more details on the acquisition, click [here](https://www.marubeni.com/en/).

Alodokter Acquires Marubeni Corporation’s Diary Bunda.jpg

Alodokter adds the popular pregnancy app to an existing suite of healthcare solutions connecting more than 30 million users across Indonesia.

Alodokter Acquires Marubeni Corporation’s Diary Bunda

Cakap, a leading Indonesian edtech company, has released its [annual impact report](https://drive.google.com/file/d/1QLJAHS3Uz2gGp3Ku0_7zFAJsmQaz6Oz0/view) titled “Fostering Education, Empowering Indonesian People.” The report highlights the company’s efforts to align with the [United Nations’ Sustainable Development Goals](https://www.undp.org/sustainable-development-goals/below-water?gclid=CjwKCAjwkeqkBhAnEiwA5U-uMzA5_GsOpVGYjxlA2AVFXR0UY7_pCf7xqh_VtwlpwUdaKvr8uNdLTxoCB9IQAvD_BwE) by focusing on the goals of Quality Education, Decent Work and Economic Growth, and Reduced Inequalities.

As of 2022, over three million students have benefited from Cakap’s collection of over 17,000 modules. The company also empowered more than 1,800 educators via its [Cakap Teacher Academy program](https://cakap.com/en/launch-of-cakap-teacher-academy-solution-toaccelerate-teacher-competence-in-digital-learning/), which aims to improve the capacity and capabilities of teachers across the nation. Cakap’s reach now covers some 54 out of the 62 3T areas in Indonesia (defined as the most disadvantaged, outermost, frontier regions) as of 2022.

“Through all the solutions at Cakap, we strive as much as possible to contribute and solve real problems in the field of education, particularly in Indonesia, with the hope of improving employment among the workforce and accelerating national economic growth. Since 2022, we have expanded our reach to provide more options for enhancing work skills to the Indonesian people,” said Tomy Yunus, CEO and Co-Founder of Cakap.

The report also highlights how Cakap has developed its three pillars: languages, business skills, and upskilling. In the language pillar, 88.8% of training students experienced an improvement in their foreign language speaking abilities after completing the courses, and 81.7% of students who identified as working professionals felt that the training they attended had a positive impact on their careers.

In the upskill pillar, both experienced jobseekers and fresh graduates saw a positive impact. 86.6% of training students secured job opportunities aligned with their interests, and 74.8% of students obtained jobs related to their Cakap vocational training. In one of the upskill programs, the Cakap Teacher Academy, 72% of participants found job opportunities after completing the training.

In the same year, Cakap partnered with more than 600 institutions, including government and business entities, to provide language and vocational training in various fields. Notable instances include foreign language training for prospective migrant workers in collaboration with BP2MI (The National Board for the Placement and Protection of Indonesian Migrant Workers), as well as tourism worker training with PHRI Indonesian Hotels and Restaurants Association, Asparnas (National Tourism Association), and provincial governments such as NTB (West Nusa Tenggara). The report indicates that 93.2% of students have improved their foreign language skills thanks to courses tailored to tourism sector workers.

Gita Wirjawan, Cakap’s Board Member and Former Minister of Trade, appreciates the consistency of the impact report released by Cakap, as an initiative to embody the company’s mission to elevate people’s lives through its contribution to education in Indonesia. The achievements made by Cakap throughout 2022 prove that the capacity-building platform still has a potential market.

According to Wirjawan, there is potential for expansion into other markets. “With proficient foreign language skills, our workforce can compete globally, particularly in the hospitality and IT sectors. This empowerment enables them to elevate their careers,” he said.

After the COVID-19 pandemic era, Cakap is optimistic that the edtech sector will continue to grow as the company aims to benefit 100 million Indonesians by 2030. From a business perspective, Cakap’s consistent positive EBITDA performance over three consecutive years exemplifies how education serves as a powerful tool to empower individuals and enhance quality of life, not only for Indonesians but also for people beyond the country’s borders.

Comprehensive data regarding the 2022 impact report can be downloaded via the following link: [https://bit.ly/cakap-impact-report-2022](https://bit.ly/cakap-impact-report-2022)

_Cakap is a leading education company in Indonesia developing learning applications that connect students with professional teachers and industry experts through video calls and text conversations. With the ideal that everyone deserves a quality education, the Cakap education platform provides two-way learning interactions that allow users in various Asia Pacific countries to acquire knowledge and new skills. Cakap is available on Google Play and the Apple App Store. #SiapaCakapDiaDapat

This article was produced in partnership with Cakap._

[krAsia](https://kr-asia.com/cakaps-annual-impact-report-showcases-positive-educational-transformation-for-indonesian-students)

Image-1_-Visual-of-Cakap-Vocational-Course.jpg

Cakap, a leading Indonesian edtech company, has released its annual impact report titled “Fostering Education, Empowering Indonesian People.” The report highlights the company’s efforts to align with the United Nations’ Sustainable Development Goals by focusing on the goals of Quality Education, Decent Work and Economic Growth, and Reduced Inequalities.

Cakap’s Annual Impact Report Showcases Positive Educational Transformation for Indonesian Students

Pengembang platform digital untuk _creator management_ Slice Group menutup pendanaan awal sebesar $645 ribu (sekitar Rp9,6 miliar) dalam skema _financing_, yang dipimpin oleh Intudo Ventures dan Arise. Pendanaan ini akan dimanfaatkan untuk membantu pemilik merek mengelola hubungan dengan para kreator di Indonesia.

Disampaikan dalam keterangan resminya, Slice Group adalah pengembang _marketing_ CRM yang membantu pemilik merek dan agensi mengelola hubungan dengan _influencer_ dan kreator konten. Solusi ini memungkinkan mereka untuk bekerja lebih cepat, lebih efisien, dan mampu membangun hubungan jangka panjang.

Solusi CRM Slice Group menawarkan berbagai fitur yang dapat menjangkau target pasar yang luas, dan dirancang untuk dapat membuka potensi kerja sama dengan lebih banyak kreator tanpa perlu menambah jumlah karyawan. _Tool_ ini berfungsi untuk mengelola, mengukur sebuah kampanye, hingga melakukan pembayaran ke kreator.

Co-Founder & CEO Slice Group Jesse Bouman mengungkap rencananya untuk menyempurnakan produk, mengembangkan platform, mendorong penjualan, dan menambah jumlah timnya lewat pendanaan ini. Selain itu, Slice Group juga akan mengembangkan fitur _embedded finance _di platform bagi pemilik merek/agensi dan kreator konten.

Fitur keuangan ini termasuk opsi pembiayaan bagi agensi sehingga mereka dapat mengelola arus kas dan membantu kreator mendapatkan bayaran lebih cepat, hingga dompet digital untuk memfasilitasi pembayaran dan melacak riwayat transaksi keuangan.

Founding Partner Intudo Ventures Eddy Chan menambahkan bahwa _marketing influencer_ kini telah banyak digunakan pemilik merek untuk terlibat dengan konsumennya di dunia. "Pasar yang berbeda membutuhkan pengetahuan lokal tentang kondisi dan kebiasaan unik kreator dan audiensnya. Dengan pemahaman mereka yang mendalam tentang ekonomi kreator Indonesia, kami yakin Slice Group dapat memberikan nilai luar biasa bagi merek dan kreator."

Potensi layanan manajemen talenta kreatif dan influencer ini memang cukup menggairahkan. Dengan model bisnis yang unik, sejumlah pemain juga mencoba mendemokratisasi sektor ini, misalnya yang dilakukan Partipost, Tiptip, Anymind, Raena, dan beberapa lainnya.

**Proses masih manual**

Lebih lanjut, Bouman mengungkap selama ini terjadi inefisiensi di industri kreator ekonomi. Meski pemilik merek mengucurkan biaya besar ke kreator dan _influencer_, masih banyak pemasar yang mengandalkan proses manual, yang mana setara dengan biaya yang dikucurkan pemilik merek ke sejumlah _influencer_ besar yang sama.

"Kami mendirikan Slice Group dengan mempertimbangkan kebutuhan pemilik merek dan kreator untuk membantu mereka membangun hubungan yang berkelanjutan dan bekerja lebih efisien pada kampanye _influencer_," kata Bouman.

Maka itu, _tool_ ini diharapkan dapat meringkas kegiatan operasional serta membantu pemilik merek dan kreator dalam membuat keputusan yang lebih tepat dengan dukungan data terverifikasi.

Di masa depan, kami percaya calon pengusaha akan memulai sebagai kreator konten dan memanfaatkan audiens mereka untuk memperkenalkan usaha barunya. Kami ingin memperkuat transisi kreator ini di seluruh Asia dengan menstabilkan pendapatan mereka dan memungkinkan mereka menjadi kreator _full time_." tambahnya.

Sementara, bagi kreator konten, solusi ini diklaim dapat membuka peluang kolaborasi dengan pemilik merek, akses terhadap analitik, dan kit media. Dengan begitu, mereka dapat bertransisi menjadi kreator konten _full time_ dengan pemasukan yang stabil dan berulang.

[Dailysocial.id](https://dailysocial.id/post/pendanaan-awal-slice-group)

Jesse-Bouman-Slice-Group-CEO.jpg

Slice Group mengembangkan tool CRM yang membantu brand mengelola hubungan dengan kreator dan influencer

Slice Group Tutup Pendanaan Awal 9,6 Miliar Rupiah Dipimpin Intudo dan Arise

**JAKARTA, investor.id** - SwipeRx, aplikasi komunitas farmasi terbesar di Asia Tenggara, berkolaborasi dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Timur menyelenggarakan SwipeRx IPEC: Indonesian Pharmacy Expo & Conference pada tanggal 17 Juni 2023, bertempat di Hotel Vasa Surabaya.

“Acara IPEC ini luar biasa, ini suatu kerja sama yang luar biasa dengan SwipeRx dengan pengurus daerah terlihat dari animo peserta sangat luar biasa. Harapannya nanti kerja sama ini tidak hanya di Jawa Timur tapi bisa di pengurus daerah yang lain,” kata Ketua Umum PP Ikatan Apoteker Indonesia, Noffendri dalam keterangan resmi dikutip Selasa (20/6/2023).

Dengan menawarkan banyak solusi teknologi terkini yang dapat dengan mudah dimanfaatkan apotek, SwipeRx mengembangkan sayap menjadi mitra bisnis dalam kampanye ‘Sahabat Terpercaya Apotek’ di kota-kota cakupan di wilayah Indonesia. Upaya ini diwujudkan dalam roadshow ke kota-kota di Indonesia yang akan diselenggarakan mulai tahun 2023.

Melalui roadshow dengan tema Accelerating Pharmacy Services and Public Health with Technology, SwipeRx IPEC menjadi the 1st Indonesia Pharmacy Expo & Conference, wadah edukasi untuk mengakselerasi bisnis apotek khususnya dan kesehatan masyarakat secara umum dalam bentuk seminar bersama dengan Ikatan Apoteker Indonesia Jawa Timur, di mana selain memberikan SKP bagi pesertanya, juga menawarkan solusi aplikasi pengadaan kebutuhan bagi apotek-apotek baru yang dapat dimulai dengan menggunakan aplikasi SwipeRx Belanja.

Acara ini dibuka oleh Laser Show, yang kemudian dilanjutkan oleh keynote speech melalui platform Zoom oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt, M.Pharm, MARS, yang diikuti oleh kata sambutan dari Ketua Pengurus Daerah Jawa Timur Ikatan Apoteker Indonesia, apt. Adi Wibisono, M.Kes.

Acara diskusi panel dengan tajuk Meningkatkan Layanan Apotek Melalui Digitalisasi Farmasi, dengan menghadirkan pembicara yaitu Ketua Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia apt. Noffendri Roestam, S.Si:, Ketua Hisfarma Jatim, apt. Drs. Suhartono, M.Farm, Direktur SwipeRx Indonesia, Oscar Ronald dan dipandu oleh moderator, apt. Vania Gones, S.Farm, M.Phil.

Selain seminar yang diisi oleh pembicara-pembicara handal di bidang farmasi, SwipeRx IPEC juga menghadirkan Mitra Setia SwipeRx yang mengadakan expo dalam acara ini. Mitra SwipeRx yang mendukung acara ini adalah Sanofi, DKT, Merck, Taisho, Roche, SSA, Kaleventis, Haleon, Benofarm, Beiersdorf dan Cap Kupu Kupu. Pada malam hari, peserta menyantap makan malam dengan ditemani hiburan band.

“Pada tanggal 17 Juni kita melakukan IPEC atau Indonesian Pharmacy Expo & Conference 2023, ini merupakan acara pertama dan terbesar yang dilakukan SwipeRx dihadiri 700 apoteker. IPEC Surabaya ini bukan yang terakhir tapi ini rangkaian acara yang akan terus bergulir bagi Apoteker dan TTK yang ada di seluruh wilayah Indonesia,” kata Oscar Ronald, Direktur Operasional SwipeRx Indonesia.

SwipeRx Belanja sendiri merupakan salah satu fitur dalam aplikasi SwipeRx yang membantu memudahkan para pebisnis apotek dalam melakukan pengadaan produk apotek dengan mudah secara online. Pemilik apotek dapat menemukan produk apotek yang dicari dengan cepat melalui fitur pencarian yang mudah digunakan dan dengan harga yang kompetitif, Dengan pelayanan pengiriman yang tak kalah cepat juga dapat membantu para pemilik apotek untuk melayani pasien dan memenuhi stok produk apotek dengan cepat.

[Investor.ID](https://investor.id/lifestyle/332803/swiperx-kolaborasi-bareng-iai-jawa-timur-gelar-ipec/2)

1687254367-1500x999.webp

JAKARTA, investor.id - SwipeRx, aplikasi komunitas farmasi terbesar di Asia Tenggara, berkolaborasi dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Timur menyelenggarakan SwipeRx IPEC: Indonesian Pharmacy Expo & Conference pada tanggal 17 Juni 2023, bertempat di Hotel Vasa Surabaya.

SwipeRx Kolaborasi Bareng IAI Jawa Timur Gelar IPEC

LotusFlare, provider of cloud-native commerce and monetization managed service that provides a digital business support system for communications services providers, announced that it has partnered with Globe Telecom to make prepaid digital fiber broadband services available to all Filipinos.

The new prepaid service, GFiber Prepaid, is an innovative addition to Globe's range of fiber broadband services within its Globe At Home product line.

LotusFlare DNO Cloud, a cloud-native commerce and monetization managed service that provides a digital BSS for communications services providers, serves as the all-digital software foundation for GFiber Prepaid. LotusFlare DNO Cloud for GFiber Prepaid was deployed, integrated and tested in a 7-month project and runs on AWS (Amazon Web Services).

**Sam Gadodia, CEO and Co-Founder of LotusFlare**

I would like to thank all the Globe and LotusFlare people who played a part in bringing this groundbreaking service to life for all Filipinos. LotusFlare was founded on the idea of making the mobile internet available to all and the GFiber Prepaid project has been carried out with this foundational idea in mind. LotusFlare appreciates its partnership with Globe and looks forward to helping Globe continue to innovate, simplify technology and simplify the customer experience.

**Issa Cabreira, Chief Commercial Officer at Globe Telecom**

GFiber Prepaid changes the game for Filipinos, empowering them to experience the power of fiber-strong internet connectivity for the needs of the entire family. This is part of Globe's thrust to democratize access and make our reliable connectivity services more accessible across market segments,

62f376397fd2e602ca39f5aa2f1893a1.jpg

LotusFlare, provider of cloud-native commerce and monetization managed service that provides a digital business support system for communications services providers, announced that it has partnered with Globe Telecom to make prepaid digital fiber broadband services available to all Filipinos.

Globe, LotusFlare Partner to Launch Prepaid Fiber Broadband Service

Indonesia-based Amartha Nusantara Raya (Amartha) has raised $100 million from San Francisco-based investment firm Community Investment Management (CIM), the fintech firm said in statement on Friday.

Amartha is the first Southeast Asian firm that has raised capital from CIM.

CIM chose Amartha as a partner due to their common goal of supporting financial inclusion, including providing financing for productive Small and Medium Enterprises (SMEs), the statement added. CIM is a social impact investor that has committed to meeting European Sustainable Finance Disclosure Regulation (SFDR), a European standard for sustainable finance.

"The collaboration with CIM can support our goal of giving productive loans to local SMEs. Amartha and CIM {both believe} technology and inclusive financial services can improve the wealth of the grassroots segment," Ramadhan Anggakaradibrata, Chief Financial Officer, Amartha.

"CIM has committed to supporting SME digital loans in Indonesia as we thought SMEs are the backbones of the country's economy and the biggest gap in the financial sector," according to Bernhard Eikenberg, head of emerging market strategy, CIM.

The last known funding by Amartha was the $7.5 milion raised in June 2021 from the **Norwegian sovereign wealth fund Norfund**. it also bagged $28 million in May 2021 from Women's World Banking and MDI Ventures, where existing investor such as Mandiri Capital Indonesia and UOB Venture Management also topped up.

Additionally, in February 2021, it secured $50 milion in debt financing from the US-based [lending platform Lendable](https://www.dealstreetasia.com/stories/indonesia-amartha-lendable-229056).

Since its inception in 2010, Amartha has disbursed loans of 12 trillion rupiah to over 1.6 million SMEs in Indonesia. It claims to be profitable since the last three years.

In an interaction with Nikkei Asia in 2022, **Amartha said it aimed to double the amount of loans** it channels to women running microbusinesses in rural Indonesia to about 13 trillion rupiah by 2025.

Amartha runs an online marketplace that channels capital from urban investors to women micro-entrepreneurs in the form of loans. This helps them raise working capital for their businesses. The company recently reached onboarded its millionth female borrower.

[Deal Street Asia](https://www.dealstreetasia.com/stories/amartha-raises-100-million-cim-348346)

Foto-Tim-Bussines-Partner-Amartha-scaled-e1686896859699.webp

Indonesia-based Amartha Nusantara Raya (Amartha) has raised $100 million from San Francisco-based investment firm Community Investment Management (CIM), the fintech firm said in statement on Friday.

Indonesian Fintech Firm Amartha Raises $100m from US Investment Firm CIM

Bisnis.com, JAKARTA - Chief Project Manager Officer Merah Putih Fund (MPF) Eddi Danusaputro mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan peluncuran resmi Merah Putih Fund.  Jika tidak ada hambatan, rencananya lembaga pendanaan gabungan BUMN untuk startup itu akan resmi diperkenalkan pada bulan ini.  “Estimasi akan ada acara resmi [launching] pada akhir Juni 2023,” kata Eddi kepada Bisnis, Rabu (7/6/2023). 

Eddi mengatakan sesuai komitmen awal, Merah Putih Fund  memiliki dana kelola sebesar US$300 juta atau Rp4,4 triliun. Selanjutnya, Merah Putih Fund (MPF) akan mencari Investees pada tahun ini. Dalam hal ini, Investees adalah perusahaan tempat modal ventura menaruh modal nantinya. 

“Kami langsung cari investees,” kata Eddi.  Sebelumnya, pada awal 2023 MPF telah menyusun pipeline startup yang akan menjadi sasaran investasi suntikan dana senilai total US$300 juta. 

MPF akan menyasar startup dalam tahap pengembangan atau late stages startup. Artinya startup yang saat ini sedang mencari pendanaan seri C dan D.  "[Saat ini] sudah mulai bikin pipeline calon investees," jelas Eddi. Merah Putih Fund merupakan gabungan dari modal ventura milik BUMN yaitu Mandiri Capital, BRI Venture, MDI Venture, Telkomsel Mitra Inovasi dan BNI Ventures.

Terdapat beberapa kriteria umum startup yang akan dilirik oleh Merah Putih Fund. Pertama, founders harus warga negara Indonesia. Kedua, perusahaan harus berdiri dan beroperasi di Indonesia.

Ketiga, harus memiliki roadmap ataupun rencana exit di Indonesia. Exit strategy bukan hanya melantai di bursa, tapi bisa jadi merger and acquisition yang dilakukan di Indonesia.

"Keempat, ini masih bentuk range. Kami tidak kaku tapi harus ada patokan. Pre-money valuation-nya harus di kisaran US$200 juta atau growth stage, karena kami mengelola uang BUMN, sehingga early stage itu terlalu risky buat kita," kata Eddi.

[bisnis.com](https://teknologi.bisnis.com/read/20230607/266/1663006/modal-ventura-bumn-merah-putih-fund-bakal-diresmikan-akhir-juni-2023)

arf-starup-3.jpg

Chief Project Manager Officer Merah Putih Fund (MPF) Eddi Danusaputro mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan peluncuran resmi Merah Putih Fund. Jika tidak ada hambatan, rencananya lembaga pendanaan gabungan BUMN untuk startup itu akan resmi diperkenalkan pada bulan ini.  “Estimasi akan ada acara resmi [launching] pada akhir Juni 2023,” kata Eddi kepada Bisnis, Rabu (7/6/2023). 

Modal Ventura BUMN Merah Putih Fund Bakal Diresmikan Akhir Juni 2023

JAKARTA, investor.id –PT Julo Teknologi Finansial (JULO) menjadi pionir layanan kredit di bidang edukasi dengan meluncurkan fitur Biaya Pendidikan. fitur Biaya Pendidikan menjadi satu-satunya layanan kredit digital perorangan di Indonesia yang memfasilitasi pembiayaan berbagai keperluan pendidikan secara menyeluruh, dari biaya sekolah, SPP, uang kegiatan, kuliah hingga pendidikan informal seperti pelatihan dan kursus.

“Fitur baru ini tentunya membawa angin segar di tengah penggunaan layanan serupa yang didominasi oleh pinjaman dana tunai dan Paylater untuk keperluan konsumtif semata. Memiliki visi untuk membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih berdaya melalui kredit digital, rilis fitur pionir cicil biaya pendidikan ini merupakan komitmen JULO untuk melanjutkan rangkaian inovasi fitur - setelah rilis fitur tiket kereta pada Ramadan lalu,” kata Head of Marketing Julo, Mikhal Anindita, dalam keterangan tertulis.

Berkaca dari riset konsumen Julo, sebanyak 72% penggunaan kredit Julo ditujukan untuk peningkatan kualitas hidup termasuk biaya pendidikan. Fitur cicil biaya pendidikan ini dapat membantu masyarakat Sabang sampai Merauke untuk menjadi lebih produktif dengan mengenyam pendidikan secara bebas - baik formal maupun informal - tanpa harus terkekang oleh batasan finansial. 

“Pada bulan pertama rilis fitur Biaya Pendidikan di aplikasi Julo, fitur ini telah digunakan konsumen Julo lintas jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMK, universitas di berbagai kota di Indonesia termasuk Medan, Pekanbaru, Jabotabek, Malang, Gorontalo, sampai Jayapura,” ungkap Mikhal.

Mikhal memaparkan, dengan 50 juta siswa di lebih dari 250.000 sekolah, sistem pendidikan Indonesia tercatat sebagai negara sistem pendidikan terbesar keempat di dunia - setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Dengan potensi sedemikian luas, dunia pendidikan Indonesia masih dihadapkan oleh berbagai kendala utama. Salah satunya fenomena putus sekolah. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa 67% di antaranya disebabkan oleh kendala ekonomi. Dengan 86% jumlah pengangguran terbuka didominasi oleh tingkat pendidikan setara dan di bawah SMA, kendala ini tentunya menjadi hambatan utama bagi masyarakat Indonesia untuk mampu meningkatkan kualitas hidup dan menjadi berdaya secara finansial.

“Pengguna fitur ini dapat melakukan pembayaran kebutuhan biaya pendidikan dengan opsi cicilan bulanan sampai 9 bulan secara daring dengan cara mengisi detail institusi tujuan, informasi siswa, dan nominal pembayaran,” tandas Mikhal.

[Investor](https://investor.id/finance/330372/julo-bidik-50-juta-siswa-dengan-luncurkan-fitur-biaya-pendidikan)

JULO_Education.jpg

JULO meluncurkan fitur Biaya Pendidikan yang kini menjadi satu-satunya layanan kredit digital perorangan di Indonesia yang memfasilitasi pembiayaan berbagai keperluan pendidikan secara menyeluruh

Julo Bidik 50 Juta Siswa dengan Luncurkan Fitur Biaya Pendidikan

Jimbaran - Udayana University (Unud) started a collaboration with PT. SwipeRX which was marked by the signing of an MoU between the Rector of Udayana University who in this case was represented by the Vice Rector for Planning, Cooperation and Information Unud Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes, with the Director of PT. SwipeRX Oscar Ronald, located in the Nation Room Lt. 3 Rectorate Building, Campus of Udayana University, Bukit Jimbaran, Tuesday (23/05/23).

Vice Rector for Planning, Cooperation and Information of Unud Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika on this occasion said that with the existence of an MoU between Unud and PT. It is hoped that SwipeRX will have a mutually beneficial impact for both parties, for Udayana University, especially the Pharmacy Study Program, and the Pharmacist Profession who will be directly involved in pharmaceutical activities, so that they can support learning at the undergraduate level and the pharmacist profession program.

With the concept of Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) it will be the backbone and umbrella for collaboration with Swipe RX in supporting the performance of the Tri Darma of Higher Education through curriculum development activities, community service, and teaching practitioners, so that Udayana University IKU achievements are achieved as targeted.

Director of PT. SwipeRX Oscar Ronald welcomed this collaborative activity, hoping that it could support continuing education activities at Unud, especially contributions to pharmaceutical staff. SwipeRx is an online platform for pharmacies in Indonesia, which is here to facilitate the process of procuring drug supplies and pharmacy needs through 1 online application. Currently, the SwipeRX application is used by 125 thousand users, and 45 thousand of them are pharmacists.

The collaboration carried out between Udayana University and PT SwipeRX is based on the Higher Education Tri Darma program which can be implemented in apprenticeship programs, research, and even scientific publications with digital media owned by PT SwipeRX. It is hoped that in the future this collaboration can be utilized by all stakeholders at Udayana University.

[Universitas Udayana](https://www.unud.ac.id/en/berita5608-Develop-Cooperation-in-the-Pharmaceutical-Sector-Udayana-University-and-PT-SwipeRX-Signs-Memorandum-of-Understanding.html)


Develop Cooperation in the Pharmaceutical Sector, Udayana University and PT. SwipeRX Signs Memorandum of Understanding.jpg

photo_2023-05-23_12-18-16.jpg

photo_2023-05-23_12-18-30.jpg

photo_2023-05-23_12-18-18.jpg

Udayana University (Unud) started a collaboration with PT. SwipeRX which was marked by the signing of an MoU between the Rector of Udayana University who in this case was represented by the Vice Rector for Planning, Cooperation and Information Unud Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes, with the Director of PT. SwipeRX Oscar Ronald, located in the Nation Room Lt. 3 Rectorate Building, Campus of Udayana University, Bukit Jimbaran, Tuesday (23/05/23).

SwipeRX and Udayana University Develop Cooperation in the Pharmaceutical Sector

**Suara.com** - MDI Ventures, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) di bidang venture capital melakukan kemitraan strategis dengan Antler Germany, early-stage venture capital dan global startup generator, pada 19 April 2023. MDI Ventures dan Antler Germany menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Berlin, sebagai bagian dari runtutan kegiatan Telkom pada Hannover Messe 2023, yang merupakan acara pameran dagang terkemuka dunia untuk teknologi industri, inovasi, dan digitalisasi.

Kemitraan strategis antara MDI Ventures dan Antler Germany bertujuan untuk mengeksplorasi potensi portofolio startup global, khususnya startup dengan karakter deeptech seperti, sektor bio-tech, cybersecurity, dan climate tech yang ingin menembus pasar Indonesia. Nantinya sinergi MDI Ventures bersama Antler Germany bisa mendorong startup deeptech itu untuk memperkuat ekosistem startup di Indonesia.

Apalagi status MDI Ventures sebagai anak usaha Telkom, yang merupakan badan usaha miliki negara di bidang telekomunikasi digital Indonesia.

Direktur Digital Business Telkom Fajrin Rasyid mengatakan Telkom Indonesia telah melihat pentingnya melakukan kemitraan dengan venture capital global untuk mengamankan fokus strategis Telkom dalam mengembangkan usaha digitalnya.

"Hari ini, kami menetapkan langkah yang jelas dengan membangun sinergi strategis kami dengan Antler Germany, mewakuli Indonesia sebagai salah satu perwakilan untuk menjalin kemitraan bilateral Indonesia-Jerman," ujar Fajrin, di Hannover Messe 2023.

Ia menekankan kemitraan Telkom dengan Antler Germany ini menjadi langkah maju yang besar bagi Telkom dalam membuktikan dan memaksimalkan posisi MDI Ventures sebagai perusahaan venture capital yang telah mencapai tahap global sesuai dengan visi strategis Telkom.

Lewat penandatangan MoU itu, MDI Ventures berharap bisa menciptakan lebih banyak coinvestment bersama Antler Germany yang berdampak positif terhadap startup di Indonesia. Lalu MDI Ventures dan Antler Germany juga ingin menciptakan kolaborasi yang lebih strategis dengan memanfaatkan keahlian dan jaringan global yang dimiliki kedua belah pihak.

Sampai 2022, jaringan startup yang masuk ekosistem MDI Ventures ada sekitar 334 perusahaan dari 11 negara, sedangkan portofolio startup dari Antler Germany ada sekitar 20 perusahaan. Secara keseluruham Antler Germany merupakan bagian dari Antler Global yang total sudah mendanai sekitar 660 startup dari 80 negara, termasuk 12 startup yang ada di Indonesia.

CEO MDI Ventures, Donald Wihardja mengatakan, melalui kemitraan dengan Antler Germany, MDI Ventures akan menfasilitasi potensi investasi startup yang dapat menghadirkan teknologi mutakhir yang menarik, dan dapat menguntungkan pasar Indonesia.

"Kami (MDI ventures) juga bisa memfasilitasi pertumbuhan dan kontribusi mereka terhadap ekosistem startup di Idnonesia melalui akses MDI ke bisnis BUMN," ujarnya.

Kemitraan MDI Ventures dan Antler Germany juga sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia untuk menjadi pemain kunci dalam lanskap teknologi dan inovasi global. Untuk itu, MDI Ventures akan memainkan peran penting dalam mengelola investasi untuk perusahaan yang menjanjikan dan punya potensi pertumbuhan yang tinggi.

[suaracom](https://www.suara.com/bisnis/2023/04/20/123222/mdi-ventures-bangun-kerja-sama-strategis-dengan-antler-germany-di-hannover-messe-2023)

MDI Ventures Bangun Kerja Sama Strategis dengan Antler Germany di Hannover Messe 2023.webp

Suara.com - MDI Ventures, anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) di bidang venture capital melakukan kemitraan strategis dengan Antler Germany, early-stage venture capital dan global startup generator, pada 19 April 2023. MDI Ventures dan Antler Germany menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di Berlin, sebagai bagian dari runtutan kegiatan Telkom pada Hannover Messe 2023, yang merupakan acara pameran dagang terkemuka dunia untuk teknologi industri, inovasi, dan digitalisasi.

MDI Ventures Bangun Kerja Sama Strategis dengan Antler Germany di Hannover Messe 2023

Salah satu Penyedia Sertifikat Elektronik (PSrE) di Indonesia, Privy, bakal menyediakan layanan tanda tangan elektronik (TTE) tersertifikasi untuk pelaporan pajak.

Hal itu setelah Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), menggandeng perusahaan tanda tangan digital tersebut.

"Tanda tangan digital bukan sekadar memudahkan, namun juga dapat menghadirkan kepastian hukum yang setara dengan tanda tangan basah. Masyarakat harus diedukasi terus tentang tanda tangan digital yang sah dan legal," kata Chief Information Officer (CIO) Privy, Krishna Chandra, dalam siaran pers, Jakarta, Kamis (13/4/2023). 

Privy telah ditunjuk sebagai Penyelenggara Sertifikat Noninstansi Dalam Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Secara Elektronik berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 454/KM.03/2022 sejak September 2022.

Dengan begitu, perusahaan Wajib Pajak dapat menggunakan layanan TTE Privy yang sudah terintegrasi dengan sistem Ditjen Pajak untuk pelaporan pajak khususnya e-Faktur dan e-Bupot.

Krishna mengatakan, digitalisasi sistem perpajakan diharapkan akan semakin memudahkan proses pelaporan dan pencatatan pajak. Hal ini dinilai penting sehingga pemerintah dapat semakin mengoptimalkan kepatuhan Wajib Pajak.

"Kami siap membantu Ditjen Pajak untuk mensosialisasikan penggunaan TTE untuk pelaporan pajak, dan harapannya bisa semakin luas diimplementasikan di berbagai aspek," ujarnya.

Sementara itu, Kepala SubDirektorat Tata Kelola Sistem Informasi Ditjen Pajak, Yanwas Nugraha mengatakan, Ditjen Pajak tengah membangun dan memperbaharui sistem informasi untuk pelaporan pajak.

Sistem yang sudah ada memang menggunakan tanda tangan elektronik, tetapi belum tersertifikasi.

"Untuk itulah kami bekerja sama dengan Privy untuk menyediakan tanda tangan elektronik yang tersertifikasi agar legalitas dan keabsahannya terjamin," kata dia.

Ia menilai kolaborasi dengan Privy sebagai PSrE di Indonesia yang memiliki keabsahan hukum, akan menambah kepercayaan para Wajib Pajak (WP) dalam memberikan laporan pajak

Adapun Privy merupakan satu-satunya PSrE yang lulus program regulatory sandbox Bank Indonesia dan tercatat sebagai penyelenggara e-KYC di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Hingga saat ini, Privy telah memverifikasi lebih dari 37 juta pengguna dan dipercaya oleh lebih dari 2.000 perusahaan di Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

[Kompas.com](https://amp.kompas.com/money/read/2023/04/13/063952626/privy-sediakan-layanan-tanda-tangan-digital-untuk-pelaporan-pajak)

643740b429252.jpg

Salah satu Penyedia Sertifikat Elektronik (PSrE) di Indonesia, Privy, bakal menyediakan layanan tanda tangan elektronik (TTE) tersertifikasi untuk pelaporan pajak. Hal itu setelah Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), menggandeng perusahaan tanda tangan digital tersebut.

Privy Sediakan Layanan Tanda Tangan Digital untuk Pelaporan Pajak

Indonesian upskilling platform Cakap raised an undisclosed Series C1 funding round from MDI Ventures and existing investor Heritas Capital, valuing it at more than $100 million, the company announced in a statement on Wednesday.

The funding comes a year after Cakap secured an **undisclosed investment from Indonesia Impact Fund (IIF**. Cakap also raised **$10 million in a Series B round** in December 2021 co-led by Centauri Fund and Heritas Capital, and $3 million in a **Series A+ round led by Heritas Capital a year earlier.**

Cakap will use the funding to further develop its blending learning - a mix of online and offline classes. The edtech company had mention previously that blended learning will be one of the growth drivers in 2023 besides a planned expansion to lower-tier cities in the eastern part of Indonesia.

"The dynamic learning behaviour and methods of the community have prompted Cakap to always provide more relevant learning solutions in the post-pandemic and future eras. Cakap hope to bridged the market demand with blended learning systems. With more options like blended learning, the community will be facilitated in choosing learning methods that are tailored to their interests and needs," Tomy Yunus, Cakap co-founder and CEO, said.

Chik Wai Chiew, Heritas Capital CEO and executive director, said Cakap has the potential to expand and create an impact across Southeast Asia.

"Cakap has shown an excellent track record operationally and financially as prominent upskilling platformm in Indonesia. We look forward to Cakap's continued strong execution in scaling its edtech solution and catalyse access to quality affordable lifelong learning opportunities for everyone in Indonesia and beyond," Wai Chiew, said.

Cakap was recently announced that it was EBITDA **positive for three consecutive years** since 2020 and that its revenue grew ten-fold during the period, bucking the trend of other edtechs in the archipelago.

[Deal Street Asia](https://www.dealstreetasia.com/stories/cakap-funding-mdi-ventures-heritas-338691)

left-right_-Tomy-Yunus-Cecillia-Ong-Jonathan-dharmasoeka-e1681284835947.webp

Indonesian upskilling platform Cakap raised an undisclosed Series C1 funding round from MDI Ventures and existing investor Heritas Capital, valuing it at more than $100 million, the company announced in a statement on Wednesday.

Indonesian Edtech Firm Cakap Bags Funding From MDI Ventures, Heritas Capital

Indonesian cloud kitchen startup Legit Group has announced raising $13.7 million in a Series A funding round led by MDI Ventures and participated by Sinar Mas Digital Ventures (SMDV). East Ventures, and Winter Capital.

Legit Group had previously raised a $3-million seed round in September 2021 lead by East Ventures.

The company will use the fresh investment to fuel its expansion plans outside the Greater Jakarta Area. Founded in 2021, Legit Group operates four food and beverage brands - Pastaria, Sei'Tan, Sek Fan, and Ryujin - in over 30 locations mostly in Jakarta. 

Legit Group runs a full cloud kitchen business model without any offline presence. The company claims to have seen strong traction since its seed funding round in 2021, with sales surging about three times.

"We are thrilled to have strong group of investors supporting us in creating F&B infrastructure that carries the vision of 'Food for Everyone'," Bram Hendrata, chairman of Legit Group, said in a statement.

Hendrata is also a founder and CEO of Ismaya Group, a prominent lifestyle and hospitality player in the country that operates 18 F&B brands.

"Through the new funding, Legit Group will strengthen its commitment to bringing more food to various places while continuing to innovate and improve the technology we have to achieve a more efficient operating system," Hendrata added.

The company said that it has seen the potential of new-generation F&B tech that focuses more on developing brands by applying technology to maximise profits. This focus will provide a competitive advantage in the cloud kitchen market.

MDI Ventures CEO Donald Wihardja said, "Their [Legit's] ability to develop innovative product and marketing strategies makes MDI Ventures increasingly confident that our support as a major investor will strengthen their position in the F&B industry and accelerate their business growth."

The Indonesian online delivery market is projected to reach $10.81 billion in 2023, according to Statista, and record a CAGR of 21.30% during 2023-2027. Its market volume is expected to reach $23.4 billion in 2027.

Stable demand and opportunities for online food delivery have given birth to a slew of cloud kitchen startups in the country. With its light asset model, cloud kitchen has benefits such as lower operating costs and maintenance than regular dine-in restaurants.

Besides Legit Group, some well-known cloud kitchen companies are Dailybox, which raised $24 million last June led by Northstar and Vertex, and Hangry, which bagged $22 million in April 2022 from various investors, including Journey Capital Partners and Alpha JWC Ventures.

[Deal Street Asia](https://www.dealstreetasia.com/stories/legit-group-mdi-ventures-338234)

Indonesian Cloud Kitchen Startup Legit Group Bags $13.7m Led by MDI Ventures

Indonesian cloud kitchen startup Legit Group has announced raising $13.7 million in a Series A funding round led by MDI Ventures and participated by Sinar Mas Digital Ventures (SMDV). East Ventures, and Winter Capital.

**Jakarta, CNBC Indonesia** - Di tengah Tech Winter dan startup teknologi yang berguguran, PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) mampu bertahan dan mencatat kinerja cemerlang. RUNS mencatat Operation Profit Margin (OPM) sebesae 14,71%, dan masuk dalam urutan 10 besar dari 35 emiten bidang teknologi.

Sementara dari sisi Gross Profit Margin (GPM) RUNS masuk ke dalam daftar 3 besar emiten bidang teknologi, yaitu sebesar 83,41%. Sepanjang tahun lalu, emiten asal Yogyakarta ini mencatat pendapatan yang melesat 534% menjadi Rp 31,28 miliar, dibandingkan 2021 senilai Rp 4,94 miliar.

Dari hasil tersebut, RUNS mencetak kenaikan laba bersih 132%, senilai Rp 3,44 miliar. Kondisi ini membalikkan kinerja 2021 dengan rugi bersih senilai Rp 10,90 miliar.

"Performa positif ini ditunjang oleh angka penjualan yang naik signifikan sebesar 366% dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Direktur Utama RUNS Sony Rachmadi dikutip dari keterangan pers, Selasa (4/4/2023).

Selain itu, RUNS juga mencatat current ratio sebesar 2.129,02%. Untuk 35 emiten bidang teknologi, RUNS masuk urutan 3 besar. Hal ini merupakan indikator kesehatan keuangan perseroan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.

Sony mengungkapkan di 2022, Perseroan fokus kepada pengembangan produk dan memperluas market di berbagai sektor dan kelas bisnis. Salah satu aksi korporasi yang dilakukan untuk menunjang perluasan penetrasi pasar adalah dengan mengakuisisi Solusi Kampus Indonesia (SKI) yang merupakan market leader solusi Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi.

Selain itu, perseroan juga melakukan aksi korporasi lain di akhir Semester II-2022 yaitu melaksanakan buyback saham sebesar 0,45%.

Lebih lanjut, hingga 2022, total aset RUNS tercatat Rp 86,02 miliar atau naik 24% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 69,28 miliar. Sementara itu, jumlah ekuitas per 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp 73,61 miliar atau naik 9% dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar Rp 67,70 miliar serta EBITDA perseroan tumbuh 16% menjadi Rp 6,05 miliar.

"Perseroan juga memperkuat kompetensinya di sektor teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan data science serta meraih sertifikasi ISO 9001:2015, ISO 37001:2016, ISO 27001:2013. Ini menunjukkan komitmen perseroan dalam menjaga kualitas dan keamanan produk dan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan," jelas dia.

Sony menegaskan kapabilitas perseroan juga diperkuat oleh apresiasi internasional yang diperoleh dari Asian Association of Business Incubation (AABI) yaitu AABI Torch Best Entrepreneur Award 2022 di Beijing. Penghargaan ini menambah pengakuan internasional terhadap performa RUNS setelah pada tahun sebelumnya RUNS meraih dua penghargaan internasional, yaitu dari EY-Singapura dan Start-up Wheel-Vietnam.

"Dengan pertumbuhan bisnis yang signifikan dan berbagai inisiatif strategis yang dilaksanakan, RUNS terus menunjukkan kinerja yang positif. Melalui produk dan layanan yang dimiliki, perseroan senantiasa mempertahankan posisinya sebagai Indonesia leading ERP company," tandasnya.

[CNBC Indonesia](https://www.cnbcindonesia.com/market/20230404193213-17-427347/top-pendapatan-runs-melesat-534-di-tengah-tech-winter)

Top! Pendapatan RUNS Melesat 534% di Tengah Tech Winter.png

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Tech Winter dan startup teknologi yang berguguran, PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS) mampu bertahan dan mencatat kinerja cemerlang. RUNS mencatat Operation Profit Margin (OPM) sebesae 14,71%, dan masuk dalam urutan 10 besar dari 35 emiten bidang teknologi.

Top! Pendapatan RUNS Melesat 534% di Tengah Tech Winter

Bisa dibilang hari ini (16/3/2023) adalah hari yang cukup padat bagi Fakultas Fasrmasi Universitas Airlangga ([FF UNAIR](https://ff.unair.ac.id/)). Bagaimana tidak, selain menyambut kunjungan dari [SMA Al Azhar 14 Semarang](https://ff.unair.ac.id/wrt/1721/aktifnya-para-siswa-sma-islam-al-azhar-14-semarang-saat-kunjungan-ke-ff-unair) dan [BPOM](https://ff.unair.ac.id/wrt/1722/bpom-berkunjung-untuk-berikan-langsung-penghargaan-pada-prof-junaidi-khotib), FF UNAIR juga menggelar sosialisasi Praktek Kerja Profesi (PKP) Farmasi Distribusi yang dihadiri juga oleh mitra, yaitu SwipeRx.

SwipeRx sendiri merupakan salah satu perusahaan yang mengembangkan aplikasi mobile gratis untuk praktik kefarmasian dengan menghubungkan ribuan apoteker di Indonesia serta memberikan akses informasi obat, lowongan pekerjaan, diskusi berita dan pembelajaran CPD. 

FF UNAIR sengaja menggandeng SwipeRx karena perusahaan tersebut dirasa mumpuni pada bidang Farmasi Distribusi. Selain itu ada juga alumni FF UNAIR yang menjadi staf di perusahaan ini, sehingga membuat kerjasama ini semakin terasa nyaman untuk dilakukan. 

Kala itu, Bapak Oscar Ronald selaku Direktur SwipeRx sengaja hadir pada kegiatan ini, sungguh suatu kehormatan bagi FF UNAIR. 

Dikarenakan ada beberapa tim PKP yang berhalangan hadir, maka sosialisasi ini dilakukan secara hybrid di ruang sidang lantai 2 Gedung Nanizar Zaman Joenoes sehingga sasaran dari kegiatan ini, yakni sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa dapat tetap tercapai.

Menggandeng SwipeRx, FF UNAIR Menambahkan Bidang Farmasi Distribusi untuk Diaplikasikan pada PKP.jpg

Bisa dibilang hari ini (16/3/2023) adalah hari yang cukup padat bagi Fakultas Fasrmasi Universitas Airlangga (FF UNAIR). Bagaimana tidak, selain menyambut kunjungan dari SMA Al Azhar 14 Semarang dan BPOM, FF UNAIR juga menggelar sosialisasi Praktek Kerja Profesi (PKP) Farmasi Distribusi yang dihadiri juga oleh mitra, yaitu SwipeRx.

Menggandeng SwipeRx, FF UNAIR Menambahkan Bidang Farmasi Distribusi untuk Diaplikasikan pada PKP

Alodokter, an Indonesia-based digital health platform, has launched Alni, a chat-based virtual assistant for doctors.

The company said Alni was developed since 2018 using data gathered from teleconsultations on the platform and feedback from doctors.

Alni uses conversational AI to prescreen patients through a series of questions and provides prediagnosis recommendations to Alodokter’s telemedicine doctors.

In a press statement, Suci Arumsari, president director of Alodokter, praised AI’s “infinite memory and patience to ask key questions to patients.” The company noted that over 80% of its general practitioners are aided by AI.

Alodokter provides a suite of integrated healthtech services including telemedicine, e-pharmacy, appointment booking, digital health insurance, and medical content. It currently has more than 1,500 hospitals and clinic partners, over 500 partner pharmacies, and around 1,000 doctors on its platform.

The company’s revenue from telehealth saw a year-on-year growth of 20% in 2022, Alodokter co-founder and CEO Nathanael Faibis told Tech in Asia. He added that the firm currently has more than 30 million monthly active users.

Faibis attributed the growth to the company’s ability to accommodate underserved communities in remote areas in Indonesia. He also shared that the startup is in “advanced discussion” for a new round and is putting “big focus” on becoming profitable soon.

Launched in 2014, Alodokter has raised about US$48 million in funding, according to _[Crunchbase](https://www.crunchbase.com/organization/alodokter)_ data.

[TechinAsia](https://www.techinasia.com/alodokter-launches-ai-powered-virtual-assistant-for-doctors)

Alodokter launches AI-powered virtual assistant for doctors.webp

Alodokter, an Indonesia-based digital health platform, has launched Alni, a chat-based virtual assistant for doctors.