Amartha berencana ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara
Hal tersebut diungkapkan founder sekaligus CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, dalam sebuah wawancara dengan Tech in Asia. Namun, Andi tidak menyebutkan negara mana yang akan menjadi target ekspansi perusahaan.
Target tersebut ditetapkan di tengah implementasi penurunan batas suku bunga oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun, Taufan menyatakan bahwa peraturan itu utamanya ditujukan bagi peer-to-peer (P2P) lending sektor konsumtif. Amartha merupakan P2P lending sektor produktif yang menyasar usaha kecil dan pengusaha dengan risiko lebih rendah.
Taufan juga mengaku perusahaan terus berupaya untuk melakukan initial public offering (IPO), tetapi tidak merinci rencana tersebut lebih lanjut.
Berdiri sejak 2010, Amartha menyediakan pinjaman untuk individu dan bisnis, mulai dari pinjaman modal kerja, paylater, hingga embedded lending. Perusahaan mengaku selalu berstatus profitabel selama tiga tahun belakangan.
Pendanaan terakhir perusahaan terjadi pada Mei 2021, dalam pendanaan Seri C senilai US$28 juta (Rp450,46 miliar). Kala itu, investor yang terlibat adalah UOB Venture Management, Women’s World Banking, Capital Partners II Fund, Mandiri Capital Indonesia (MCI), hingga MDI Ventures.